Nvidia Tawarkan Sampel Chip Kecerdasan Buatan Baru untuk Pasar China

JAKARTA - CEO Nvidia, Jensen Huang, mengatakan perusahaannya saat ini menawarkan sampel kepada pelanggan untuk dua chip kecerdasan buatan baru yang ditujukan untuk pasar China. Hal ini dilakukan, dalam upaya untuk mempertahankan dominasi pasar di negara tersebut yang kini terancam oleh pembatasan ekspor AS.

"Kami sedang memberikan sampel kepada pelanggan sekarang. Kedua chip tersebut mematuhi regulasi tanpa lisensi. Kami menantikan umpan balik pelanggan mengenai hal ini," kata Huang dikutip VOI dari Reuters pada Rabu 22 Februari.

"Ikhtiar kami adalah kami... akan bersaing untuk bisnis, dan semoga kami bisa melayani pasar dengan sukses," ujar Huang.

Huang tidak menyebutkan nama chip atau pelanggan, dan Nvidia tidak segera menanggapi permintaan klarifikasi.

Media industri chip, SemiAnalysis, melaporkan pada November 2023 bahwa Nvidia sedang mempersiapkan untuk merilis tiga chip - H20, L20, dan L2 - untuk pasar China. Chip-chip tersebut mencakup sebagian besar fitur terbaru Nvidia untuk pekerjaan kecerdasan buatan, tetapi beberapa dari kekuatan komputasinya dikurangi untuk mematuhi aturan baru AS.

Reuters juga melaporkan awal bulan ini bahwa Nvidia telah mulai menerima pemesanan pra-pesanan untuk chip H20, yang paling kuat dari tiga chip yang ditujukan untuk pasar China, dan distributor-distributor mereka menetapkan harga yang sebanding dengan produk pesaing dari Huawei.

H20 seharusnya dirilis pada November 2023 tetapi mengalami penundaan karena masalah yang dihadapi produsen server dalam mengintegrasikan chip tersebut.

Bisnis Nvidia di China mengalami penurunan setelah Washington memperluas langkah-langkah pengendalian ekspor pada Oktober 2023 yang mencakup lebih banyak pembatasan pengiriman chip Nvidia canggih ke China.

"Pada kuartal terakhir ini, bisnis kami menurun secara signifikan karena kami...berhenti mengirimkan di pasar (China)," kata Huang.

Untuk kuartal keempat fiskal yang berakhir pada 28 Januari, Nvidia mencatat penjualan sebesar 1.9 miliar dolar AS (Rp29,7 triliun) di pasar China, termasuk Hong Kong, menurut perhitungan Reuters berdasarkan hasil perusahaan.

Jumlah tersebut sekitar 9% dari total penjualan, turun dari 22% pada kuartal sebelumnya ketika mereka melaporkan penjualan sebesar 4 miliar dolar AS (Rp 62,5 triliun) di wilayah tersebut.

"Kami mengharapkan kuartal ini akan sekitar sama. Tetapi setelah itu, semoga kami bisa bersaing untuk bisnis kami dan melakukan yang terbaik, dan kita akan lihat bagaimana hasilnya," kata Huang.