Pemerintah Diminta Transparan soal Sumber Dana Pembelian Saham Vale Indonesia

JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto minta pemerintah menjelaskan kepada publik mengenai sumber dana pembelian saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Mulyanto menyebut setelah tercapai kesepakatan terkait harga saham PT Vale yaitu Rp3000 per lembar maka Pemerintah harus menjelaskan sumber pendanaan pembelian saham tersebut.

Hal ini penting agar diketahui pihak mana yang sebenarnya akan mendapatkan keuntungan dari pembelian saham tersebut.

Karena itu, Mulyanto mendesak pemerintah untuk terbuka kepada publik asal uang yang akan digunakan untuk membeli saham PT Vale tersebut. Apakah ini dari utang langsung, melalui penjualan obligasi, PMN atau skema lainnya.

"Jangan sampai ujung-ujungnya kita kembali utang kepada pihak asing, yang artinya secara tidak langsung saham Vale tersebut kembali dikuasai pihak asing. Kalau ini terjadi, maka maksud divestasi saham vale ini tidak mencapai tujuan yang diamanatkan konstitusi," ujar Mulyanto kepada media, Selasa 20 Februari.

Mulyanto juga minta Pemerintah menyampaikan secara resmi perkembangan divestasi ini kepada DPR agar publik dapat memahaminya dengan baik.

Ia minta Pemerintah melalui Menteri ESDM dan Menteri BUMN menyiapkan berbagai skema pendanaan divestasi yang menguntungkan masyarakat, bukan malah sekedar jadi makelar bagi kepentingan segelintir pengusaha.

Menurut Mulyanto, sesuai amanat UU Minerba, kewajiban divestasi 51 persen kepemilikan perusahaan tambang asing adalah agar kita secara konsisten mengimplementasikan amanat konstitusi, bahwa bumi dan air dikuasai oleh negara dan sebesar-besarnya digunakan untuk kemakmuran rakyat.

"Sudah lebih dari 50 tahun tambang Vale yang luas di tiga propinsi Sulawesi ini dikuasai oleh pihak asing dan menghasilkan manfaat yang belum seberapa bagi masyarakat. Ke depan, kita berharap cita-cita konstitusi sedikit-demi sedikit dapat diwujudkan," pungkas Mulyanto.