WNI di Maroko Tempuh Ratusan Kilometer Demi Memilih di TPS Rabat

JAKARTA - Puluhan pelajar dan diaspora Indonesia di Kota Fes, Maroko, menempuh jarak ratusan kilometer melalui jalur darat demi mencoblos di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang dibuka di KBRI Rabat, Minggu (11/2) waktu setempat.

Menurut pernyataan tertulis PPI Dunia yang diterima Senin, WNI di Kota Fes tersebut menyewa bus berkapasitas 50 orang untuk melakukan perjalanan ke Rabat, yang berjarak 201,5 km barat Kota Fes, dan harus ditempuh dalam waktu empat jam.

“Saya sangat mengapresiasi warga Indonesia di Fes yang berinisiatif dan kompak menyewa bus sendiri. Alhamdulillah, harganya lebih terjangkau jika dibanding dengan bepergian sendiri,” ucap Ammar Al Amudi, koordinator pelajar Indonesia di Fes dilansir ANTARA, Senin, 12 Februari.

Ia mengatakan, inisiatif tersebut harus diapresiasi, mengingat PPLN Rabat sudah mengerahkan usahanya menyosialisasikan pemilu di beberapa kota di Maroko beberapa waktu yang lalu serta mempersiapkan proses Pemilu 2024 dengan baik.

Menurutnya, pelajar dan diaspora Indonesia di Maroko tetap antusias merayakan pesta demokrasi meski tidak di Tanah Air dan harus menempuh perjalanan jauh ke TPS di KBRI Rabat.

Selain di Fez, pelajar Indonesia juga tersebar di kota-kota lainnya di Maroko, seperti Marrakech, Tangier, dan Tetouan.

Hari pencoblosan yang berlangsung Minggu, ucapnya, tentu juga telah menyesuaikan dengan hari libur di akhir pekan untuk mengurangi potensi ketidakhadiran pemilih.

 

PPLN Rabat membuka TPS di KBRI Rabat untuk memfasilitasi 288 WNI yang terdaftar di DPT. PPLN juga menyediakan kotak suara keliling (KSK) untuk pemilih dua kota Maroko, yaitu Oujda untuk 20 pemilih, dan Casablanca untuk enam pemilih.

Selain itu, PPLN Rabat turut melayani delapan pemilih di negara Mauritania dengan metode KSK.

Dengan seluruh pemilih terdaftar DPT yang terlayani di TPS dan KSK, ditambah 96 orang yang termasuk dalam daftar pemilih tambahan (DPTbLN), maka total keseluruhan pemilih yang dilayani PPLN Rabat adalah 419 orang, yang 80 persen di antaranya merupakan pelajar.