KAI Commuter Ungkap Alasan Pilih Impor KRL Baru dari China

JAKARTA - PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter buka suara mengenai alasan memilih impor KRL baru dari China dibandingkan dari Jepang. Salah satu yang dipertimbangkan adalah harga yang ditawarkan.

Seperti diketahui,KAI Commuter resmi akan mengimpor tiga rangkaian KRL baru dengan tipe KCI-SFC120-V dari pabrikan asal China, CRRC Sifang Co., Ltd dengan nilai investasinya sekitar Rp783 miliar.

Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menjelaskan dalam proses persiapan teknis untuk melakukan impor, KAI Commuter terus membangun komunikasi dengan berbagai pihak penyedia atau manufaktur dari beberapa negara produsen sarana KRL.

“Setelah proposal resmi dari J-TREC (produsen KRL Jepang) kami terima Oktober 2023 lalu, pihak produsen ini menyampaikan adanya perubahan rekomendasi teknis dan pembiayaan yang diajukan dari proposal sebelumnya,” tuturnya dalam keterangan resmi ditulis Sabtu, 3 Februari.

Selain terus melakukan komunikasi dengan J-TREC Jepang, Anne bilang KAI Commuter juga melakukan komunikasi ke Korea Selatan (Wojin dan Dawonsys) dan China (CRRC Cifang Qingdao) yang juga memproduksi kereta cepat Whoosh.

“Setelah menerima proposal dari keempat pihak tersebut, dari hasil pembahasan proses pengadaan Sarana KRL, CCRC Sifang dapat memenuhi spesifikasi teknis dan time delivery yang sesuai dengan persyaratan dan harga yang kompetitif dibandingkan produk lainnya,” jelasnya.

Selain itu juga, sambung Anne, dari sisi reputasi dan rekam jejak, CRRC Sifang sudah bekerja sama dengan 28 negara di Dunia dalam menyediakan sarana commuter EMU dengan berbagai kondisi di negara masing-masing pengimpornya.

“Ini juga yang memperkuat KAI Commuter untuk bekerjasama dengan CRRC Sifang. Dalam kerjasama ini KAI Commuter dan CRRC Sifang juga sepakat untuk melakukan transfer knowledge untuk penanganan operasional kedepan,” ucapnya.

Kereta Impor China Sudah Sesuai Spesifikasi Teknis Kemenhub

Anne bilang tiga rangkaian sarana KRL impor dengan seri KCI-SFC120-V dari China ini sudah sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.

Lebih lanjut, Anne mengatakan dalam proses pengadaan tiga rangkaian KRL impor tersebut KAI Commuter melalui tahapan-tahapan dan pembahasan teknis yang panjang, dan mengikuti prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).

“KAI Commuter harus memenuhi persyaratan dengan mengajukan terlebih dahulu ke DJKA,” ujarnya.

Anne mengatakan proses ini dilakukan untuk memastikan semua spesifikasi teknis telah memenuhi syarat sesuai dengan prasarana perkeretaapian yang ada di Indonesia.

“Seluruh proses ini juga berlaku untuk semua pengadaan sarana KRL di KAI Commuter,” jelasnya.

Pada proses pengadaan ini, sambung Anne, KAI Commuter juga harus memastikan time delivery atau ketepatan waktu pengiriman agar pengguna Commuter Line dapat terlayani dengan baik.

“Ini juga menjadi poin penting dalam pemenuhan sarana KRL khususnya di Jabodetabek, dimana kami harus memastikan ketersediaan sarana karena proses peremajaan terus dilakukan,” ucapnya.