Stafsus Erick Sebut Perusahaan Pelat Merah Tak Kekurangan Dana meski Tidak IPO di 2024

TANGERANG - Penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dikabarkan tidak akan berjalan pada 2024. Meski begitu, BUMN dinilai tidak akan kekurangan dana.

Adapun sejumlah BUMN yang digadang-gadang dalam persiapan IPO yakni PT Pertamina Hulu Energi (PHE), PT Pupuk Kaltim, PalmCo, dan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum).

Staf Khusus III Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Arya Sinulingga menjelaskan bahwa mencari dana bukan satu-satunya alasan BUMN untuk melantai di Bursa Efek Indonesia atau BEI.

“IPO enggak buat mereka kekurangan dana kan ya? Enggak lah. Karena kan kita tujuannya ekspansi ya. IPO itu ekspansi,” tuturnya ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa, 30 Januari.

Lebih lanjut, Arya bilang, banyak pilihan untuk mendapatkan pendanaan. Karena itu, dia bilang, IPO perusahaan pelat merah yang tidak jadi melantai pada 2024, bukan suatu masalah.

“Pendanaan ada berapa pilihan, bisa saja joint venture, cari partner strategis,” ujarnya.

Sebelumnya, rencana penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) PT Pupuk Kaltim dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) tak kunjung teralisasi. Padahal, awalnya target pencatatan saham kedua anak perusahaan BUMN tersebut dilakukan di tahun ini.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan, Pupuk Kaltim hingga saat ini belum juga melaksanakan IPO karena akan melakukan reorganisasi terlebih dahulu.

“Nanti setelah itu baru dilihat apakah memang harus di-IPO-kan atau dikerjasamakan cari investor, bisa saja kan,” ujarnya wartawan ditulis Kamis, 19 Oktober.

Menurut Arya, pengembangan Pupuk Kaltim juga bisa dilakukan dengan beberapa opsi, tak hanya melalui IPO.

Salah satunya, kerja sama dengan Indonesia Investment Authority (INA) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI).

“Bisa saja kita kerja sama misalnya dengan INA, atau kita lihat lebih luas IPO. Tapi ini setelah reorganisasi dulu, baru kita bisa tahu mengenai prosesnya,” kata Arya.

Sementara, sambung Arya, IPO PHE yang tak kunjung berjalan karena berkaitan dengan harga minyak dunia. Menurut Arya, kondisi pasar saat ini masih belum stabil.

“PHE berhubungan dengan harga minyak dunia, situasi sekarang kita lihat masih belum stabil market-nya, nanti market stabil baru kita hitung lagi,” jelasnya.