Konsisten Dimenangkan Oposisi Sejak Pilpres 2014, Anies Yakin Unggul di Jabar
JAKARTA - Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan mengaku optimis dirinya dan calon wakil presiden Muhaimin Iskandar akan unggul dalam meraih suara Pilpres 2024 di Jawa Barat (Jabar).
Usai melakukan kampanye akbar di Lapangan Tegallega, Bandung, Anies menilai mayoritas warga di Jawa Barat konsisten memilih capres-cawapres yang berada di pihak oposisi pemerintah sejak Pilpres 2014.
"Jawa Barat luar biasa, dan pagi ini massa berkumpul begitu banyak dan pesannya sama perubahan karena itu kami makin optimis Insyaallah masyarakat Jawa Barat akan konsisten di pilihan perubahan dan sebagaimana mereka selalu memilih perubahan di 2014 perubahan, 2019, dan perubahan juga di 2024," kata Anies, Minggu, 28 Januari.
Pada kegiatan kampanye akbar di Bandung hari ini, Anies ditemani oleh Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK), serta Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.
Selama puluhan tahun berada di pemerintahan, JK, menurut Anies, telah merasakan perlunya perubahan. Hal inilah yang mendasari JK turun gunung membantu memenangkan Aniea dan Muhaimin dalam kontestasi politik tahun ini.
"Menurut saya ini adalah pandangan jernih, pandangan yang perlu menjadi perhatian serius bahi seluruh anak bangsa. Bahwa republik ini sedang berada di persimpangan jalan dan kita konsisten untuk menjaga demorkasi, konsisten menjaga negara hukum, konsisten menjaga agara negeri ini jauh dari praktek feodalisme, nepotisme yang memang sudah kita hapus sejak awal," urai Anies.
Baca juga:
Ketua DPW NasDem Jawa Barat sekaligus Sekjen Timnas AMIN, Saan Mustopa menguraikan kembali maksud Anies yang menyebut warga Jawa Barat konsisten menginginkan perubahan.
Sejak Pilpres 2014 dan 2019, mayoritas warga Jawa Barat memang memilih Prabowo Subianto dengan perolehan suara sekitat 60 persen. Namun, Saan mengklaim unggulnya Prabowo terjadi lantaran sebelumnya selalu berada di oposisi pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Menurut saya dalam situasi seperti hari ini, di mana pada saat 2014, 2019, Prabowo mendapatkan angka signifikan di angka 60 persenan. Kalau misalnya kita bisa di angka 50 persenan untuk 14 Februari, itu sudah luar biasa," ucap Saan.
Atas dasar itulah, kubu Anies-Muhaimin memanfaatkan sentimen negatif warga Jawa Barat kepada pemerintah. Ia meyakini, dukungan kepada Prabowo yang dulunya di pihak oposisi dan kini menyeberang menjadi kubu pemerintah akan tergerus, sehingga beralih mendukung paslon nomor urut 1 tersebut.
"Ketika mendapatkan pasangan dengan Pak Gibran yang merupakan representase langsung dari Pak Jokowi, itu tentu banyak pemilih-pemilih Prabowo di dua kali pemilu merasa tidak nyaman, merasa keberatan, ada daya tolak. Mereka-mereka inilah yang eksodus meninggalkan Pak Prabowo dan pindah ke Pak Anies," urainya.