Jokowi Ingatkan Pentingnya Disiplin Jaga Kesehatan: Kalau Batuk-batuk ke Puskesmas Saja, Jangan Langsung ke RS
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau masyarakat agar disiplin menjaga kesehatan, untuk mengantisipasi penuhnya fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas yang melayani pasien pemegang Kartu Indonesia Sehat (KIS) atau BPJS Kesehatan.
“Kartu KIS dan BPJS itu dienggo jagan-jagan -digunakan untuk berjaga-jaga- agar kalau sakit sudah tidak dipungut biaya. Tetapi yang paling penting Bapak/Ibu harus sehat. Makanan dijaga, apalagi yang usianya sudah di atas 60 tahun. Jaga betul yang namanya kadar gula, kadar kolesterol, jangan dhahar gajih-gajihan -makan makanan berlemak-,” kata Jokowi dalam silaturahim dengan penerima bantuan BPJS Kesehatan di Kabupaten Blora Jawa Tengah dilansir ANTARA, Selasa, 23 Januari.
Selain itu, Presiden juga mengingatkan masyarakat tidak lupa berolahraga, agar tidak mudah sakit.
“Jadi sekarang ini masyarakat harus menyadari pentingnya kesehatan. Yang namanya sehat itu lebih baik kalau dimulai sejak dini. Soal pola makan, pola olahraga harus dijaga betul agar badan kita sehat,” katanya.
Presiden pun mengungkapkan dirinya sudah mengurangi porsi nasi menjadi seperempat dalam piring makannya, dan menggantinya dengan sayur dan buah.
“Hati-hati lho, nasi itu kadar gulanya tinggi. Saya dulu kalau makan nasi segini, tetapi sekarang sudah saya kurangi jadi seperempat -porsi-nasinya, yang dibanyakin justru sayur buahnya,” kata Jokowi.
Presiden Jokowi menyebut sebanyak 267 juta masyarakat Indonesia sudah memiliki kartu BPJS kesehatan, yang bahkan melayani pasien dengan penyakit berat seperti jantung dan ginjal.
Baca juga:
- Ganjar Kembali Sarankan Pejabat Maju Pilpres Mundur dari Jabatannya termasuk Mahfud MD
- Kepala BKPM hingga Menteri BUMN Dukung Prabowo-Gibran, Ganjar: yang Penting Jangan Pakai Fasilitas Negara
- Anies Janji Angkat 715 Ribu Guru Honorer Jadi PPPK
- Ucapkan Selamat Ulang Tahun ke Megawati, Prabowo Unggah Foto Lawas Mega-Pro
Dari jumlah tersebut, sebanyak 96 juta peserta BPJS Kesehatan iurannya ditutup dari APBN pemerintah.
Menurut dia, tidak ada negara lain di dunia yang penduduknya sebesar Indonesia, yang diberi jaminan kesehatan hingga tidak dipungut biaya.
Namun, Presiden juga menyoroti masalah yang timbul kemudian yaitu membludaknya pasien pemegang kartu KIS maupun BPJS di fasilitas-fasilitas kesehatan.
“Gini lho kalau sakitnya ringan seperti batuk-batuk ya jangan ke rumah sakit, ke puskesmas saja. Sekarang sakit sedikit ke rumah sakit waduh penuh semua nanti rumah sakit kita,” katanya.