Zulkifli Hasan: Jangan Bikin Isu Sri Mulyani Mundur
JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meminta semua pihak untuk tidak membuat isu soal Menteri Keuangan Sri Mulyani akan mundur dari kabinet.
"Lho, jangan suka bikin isu," kata Zulkifli usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden di Istana Kepresidenan Jakarta dilansir ANTARA, Kamis, 18 Januari.
Zulkifli yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional lantas berbicara soal pentingnya menjalankan pemilu yang gembira tanpa menjelekkan satu dengan lainnya.
"Jangan bikin isu. (tanggal) 14 Februari saja, pemilu kita lihat nanti yang damai, pemilu yang gembira, jangan saling menjelekkan satu dengan yang lain. Ini kan kompetisi antar keluarga, antar saudara," ujarnya.
Dia menekankan dalam 25 tahun penyelenggaraan pemilu sejak tahun 1999, banyak terjadi dinamika namun menurutnya hal tersebut biasa-biasa saja
"Saya keliling daerah ke mana-mana rakyat itu guyub, akur, ada yang milih A, ada yang milih B, walaupun yang banyak (pemilih) Pak Prabowo ya, tapi nggak ada masalah, nggak ada yang marah-marah, nggak ada yang ngejek satu dengan yang lain, akur, rukun, guyub," jelasnya.
Baca juga:
- Akhirnya Bertindak, Pemprov DKI Beri Waktu Satu Minggu Parpol Copot Atribut Kampanye Langgar Aturan
- Anies Sindir Program Makan Siang-Susu Gratis Anak Sekolah Demi Cegah Stunting: Sudah Terlambat
- Mahfud MD Tak Tahu Isu Liar Sri Mulyani Bakal Mundur
- Polda Metro Ultimatum Bawa Paksa Siskaeee jika Mangkir, Ini Respons Pengacara
Saat ditanya mengapa Sri Mulyani tidak hadir dalam rapat terbatas, Zulkifli meminta wartawan tidak membahas hal tersebut, karena menurutnya tidak ada persoalan ap apun.
"Nggak usah dibahas, orang nggak ada apa-apa kok dibahas," kata dia.
Sebelumnya ekonom senior Faisal Basri dalam acara diskusi di Jakarta baru-baru ini menyebut Sri Mulyani adalah menteri yang secara moral paling siap untuk mundur dari kabinet.
Selain Sri Mulyani, Faisal juga menyebut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono siap mundur.
Menurut Faisal, menteri dari kalangan teknokrat siap mundur karena isu dukungan Presiden dalam pilpres.