Ini Penyebab Realisasi Investasi di IKN Belum Capai Target Rp45 Triliun Sepanjang 2023
JAKARTA - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan, alasan total realisasi investasi di IKN tak mencapai target Rp45 triliun hingga akhir 2023.
Deputi Pendanaan dan Investasi OIKN Agung Wicaksono menegaskan, target tersebut sebenarnya bisa tercapai. Hanya saja, realisasi investasi lewat proses peletakan batu pertama atau groundbreaking pada akhir tahun lalu berdekatan dengan masa libur panjang.
"(Perusahaan) bukan mundur dari investasi, tapi mundur dari jadwal groundbreaking saja, karena kami tahu jadwal groundbreaking yang kemarin di akhir tahun itu sudah mendekati sekali hari libur panjang. Jadi, beberapa perusahaan belum siap," ujar Agung dalam media briefing secara daring, Selasa, 16 Januari.
Agung mengatakan, kondisi lapangan di akhir 2023 lalu juga menjadi faktor utama belum tercapainya target investasi, seperti kesiapan sejumlah perusahaan hingga terbatasnya jumlah event organizer (EO) di akhir tahun.
"Jadi, secara realita itu yang menjadi penyebabnya, tapi bukan berarti mundur dari pembangunan, hanya saja mundur dari jadwal groundbreaking. Terbukti, besok (17 Januari 2024) langsung lanjut groundbreaking lagi. Kami lihat seterusnya, bahkan ada yang in the pipeline, masih antre," ucapnya.
Meski begitu, Agung belum mau membocorkan berapa target pemasukan investasi ke IKN yang dipatok pada 2024 ini.
Kendati demikian, dia optimistis, angkanya bisa lebih besar dari tahun lalu.
"Pasti ada target, tapi belum bisa disebutkan saat ini. September-Desember 2023, kan, sekitar Rp 41 triliun. Jadi kami optimistis bisa lebih dari itu," ungkapnya.
Baca juga:
Adapun hingga saat ini, sudah ada tiga kali groundbreaking oleh investor swasta di IKN yang telah berlangsung dalam tiga periode, yakni tahap 1, 2 dan 3.
Groundbreaking tahap 1 berlangsung pada September 2023, tahap 2 digelar 1-3 November 2023 dan tahap ketiga atau terkahir dilakukan pada 20-21 Desember 2023.
Kini, total nilai investasi yang sudah masuk dalam proyek IKN mencapai Rp41,4 triliun.