Alami Kendala Edukasi Konsumsi Daging Anjing, Pemkot Surakarta: Dari Jabar Masih Masuk

JATENG - Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta mengungkapkan kendala dalam melakukan edukasi terkait konsumsi daging anjing di wilayahnya. Menurutnya, edukasi itu hingga saat ini belum berhasil.

"Budaya sebagian masyarakat yang masih suka mengkonsumsi daging anjing. Selain itu, anjing dari Jawa Barat (Jabar) masih masuk. Adanya kebutuhan produsen dan konsumen, sehingga masih berlangsung, kendalanya di situ," kata Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Kota Surakarta Eko Nugroho Isbandijarso di Solo, Jawa Tengah, Rabu, 10 Januari, disitat Antara.

Eko bilang, kendala itu dilalui Pemkot Surakarta ketika terus berupaya mengedukasi masyarakat terkait konsumsi daging anjing.

Dia menambahkan, terkait pengawasan peredaran daging anjing sejauh ini dilakukan melalui pendekatan komunikasi, informasi, dan edukasi.

"Karena anjing kan termasuk ilegal. Kami sosialisasi dengan para penjual daging anjing dan masyarakat, dampak negatif mengkonsumsi daging anjing," tuturnya.

Selain itu, pihaknya juga rutin melakukan pemeriksaan rabies dengan mengambil sampel otak anjing.

"Hasilnya masih negatif. Solo kan juga daerah bebas rabies. Yang kami perhatikan agar tidak terjadi wabah rabies di Kota Surakarta, sehingga perlunya pemeriksaan hewan, termasuk vaksinasi," ujarnya.

Eko menjelaskan, Pemkot Solo mencatat hingga saat ini masih ada 27 warung daging anjing di Kota Solo dengan kebutuhan kurang lebih 90-100 ekor/hari.

"Dalam hal ini, kami terus edukasi dan memberikan informasi mengenai bahaya mengkonsumsi daging anjing, ditengarai ada bakteri yang bisa menular kepada manusia," katanya.