Desakan Hamas kepada AS: Fokus Menghentikan Serangan Israel di Gaza

JAKARTA - Pada Jumat, 5 Januari, pemimpin kelompok Palestina Hamas, Ismail Haniyeh, mengajukan seruan kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken agar lebih fokus dalam menghentikan serangan Israel di Gaza. Serangan ini telah menewaskan 22.000 orang dan menyebabkan pengungsian massal, kelaparan, serta penyakit.

Dalam pesan video, Haniyeh menyatakan harapannya agar Blinken dapat belajar dari tiga bulan terakhir dan menyadari kesalahan skala besar yang dilakukan AS dengan memberikan dukungan penuh kepada Israel. Selain itu, Haniyeh berharap Blinken dapat fokus untuk menghentikan agresi dan pendudukan di seluruh wilayah Palestina.

“Kami berharap Blinken mengambil pelajaran dari tiga bulan terakhir dan menyadari skala kesalahan yang dilakukan AS dengan memberikan dukungan penuh kepada Israel," kata kepala biro politik Hamas tersebut melalui pesan video, dilansir ANTARA, Sabtu, 6 Januari.

“Kami berharap dia (Blinken) fokus menghentikan agresi dan pendudukan di seluruh wilayah Palestina,” lanjutnya.

Haniyeh juga mendesak para pejabat negara-negara Arab dan Islam, yang akan bertemu Menlu Amerika Serikat itu “untuk menyampaikan bahwa masa depan dan stabilitas kawasan sangat berkaitan dengan perjuangan Palestina yang tidak dapat diabaikan.”

“Rakyat dan perlawanan (Palestina) tidak akan menerima pendudukan yang selalu mencekik kami,” katanya.

Blinken sedang melakukan kunjungan di kawasan Timur Tengah sampai 10 Januari, yang dimulai dari Turki pada Jumat malam. Dia juga akan mengunjungi Yunani, Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Israel, Mesir, dan Tepi Barat.

“Saya kembali ke kawasan untuk melakukan diplomasi lanjutan tentang situasi di Gaza,” kata Blinken dalam unggahannya di X.

“Saya akan terus mendesakkan perlindungan nyawa warga sipil dan secara intensif berkoordinasi dengan para mitra untuk menjamin pembebasan tawanan dan memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan berkelanjutan di Gaza," tambahnya.

Hingga kini, Israel terus menggempur Jalur Gaza sejak Hamas meluncurkan serangan lintas batas 7 Oktober lalu.