Presiden Erdogan Dituding Lakukan Genosida oleh PM Israel, Pejabat Turki: Sejarah akan Nilai Dia Sebagai Penjahat Perang

JAKARTA - Direktur Komunikasi Kepresidenan Turki Fahrettin Altun mengatakan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu adalah "orang terakhir" yang berbicara tentang terorisme, genosida dan moralitas, menanggapi tudingan pemimpin Israel itu usai kritik Presiden Recep Tayyip Erdogan.

"Dia menguasai keterampilan untuk menunjukkan kepada dunia kejahatan perangnya terhadap warga sipil sebagai pembelaan diri. Meskipun dunia gagal menghentikannya, sejarah akan menilai dia sebagai penjahat perang," kata Altun di media sosial X, melansir Daily Sabah 28 Desember.

Menyoroti perjuangan lama Turki melawan terorisme, Altun juga menegur komentar PM Netanyahu mengenai hal ini.

"Kami telah berperang melawan kelompok teror PKK dan afiliasinya selama lebih dari 40 tahun. Masyarakat Kurdi di Turki sendiri berperang melawan PKK yang tanpa pandang bulu membunuh warga sipil dan anak-anak seperti Netanyahu sendiri!" sebutnya.

Dalam kampanye terornya selama lebih dari 40 tahun melawan Turki, PKK, yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab, bertanggung jawab atas kematian lebih dari 40.000 orang, termasuk perempuan, anak-anak dan bayi.

Altun kemudian mengkritik pendirian moral Netanyahu dengan mengatakan: "Dia tidak bisa menceramahi siapa pun tentang cara melakukan operasi teror, karena dia tidak memiliki pengalaman di bidang ini! Dia telah menjalankan misi untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka selama empat dekade terakhir. Sekarang dia telah membawanya ke tingkat yang baru dengan menggunakan tentara Israel untuk membunuh warga sipil di rumah, rumah sakit dan kamp pengungsi mereka," kritiknya.

“(PM) Netanyahu tidak bisa membodohi siapa pun dengan menyerang Presiden kami (Recep Tayyip) Erdogan untuk mengalihkan perhatian dari kejahatan perangnya. Dunia telah melihat apa yang terjadi di Palestina yang diduduki," lanjutnya.

"Upaya putus asa Netanyahu untuk menyelamatkan karir politiknya dengan membunuh warga sipil dan memperluas perang pasti akan gagal. Presiden kami Erdogan telah menyerukan hal ini, dan dia tidak akan berhenti memperjuangkan keadilan, tidak peduli berapa banyak kebohongan yang Netanyahu katakan kepada dunia," tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, Presiden Recep Tayyip Erdogan harus menjadi orang yang terakhir menguliahi negaranya, menyinggung genosida terhadap warga Kurdi dan pemenjaraan jurnalis, sebagai tanggapan atas komentar Pemimpin Turki.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut tindakan PM Israel Benjamin Netanyahu tidak berbeda dengan apa yang dilakukan Pemimpin Nazi Adolf Hitler, menyamakan serangan Israel di Gaza dengan perlakuan Nazi terhadap orang-orang Yahudi.

Diketahui, Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang. Adapun kampanye militer Israel menewaskan sedikitnya 21.110 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak dan melukai 55.243 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.