Menurut Dokter Hewan, Kucing yang Manja dan Sering Caper Ternyata karena Cemas

YOGYAKARTA – Memeluk dan membelai kucing, dapat menenangkan dan mengurangi stres. Cara ini juga memperkuat ikatan antara pemilik anabul dan hewan peliharaan kesayangannya. Namun, kucing yang tiba-tiba manja dan caper menandai gangguan kecemasan.

Hewan peliharaan dengan gangguan kecemasan membentuk keterikatan yang kuat dengan pemiliknya. Anabul maunya menempel pemiliknya, manja, bahkan caper. Melansir PetMD, Selasa, 12 Desember, jika hewan peliharaan mengalami gangguan kecemasan, mereka akan mencari kasih sayang berlebih dari pemiliknya terutama sebelum meninggalkan rumah.

Dengan begitu, memberikan perhatian berlebihan justru akan memperburuk penderitaan hewan tersebut. Kalau pada anjing, intensitas perilaku kecemasan saat ditinggal pergi, berkisar tanda-tanda ringan. Seperti menggonggong selama 5-10 menit setelah pemiliknya pergi. Untuk tanda-tanda yang parah, mereka bisa membuat lubang dinding rumah untuk melarikan diri, melompat keluar jendela, hingga mencabut pembatas sampai mematahkan rahangnya. Anjing dengan perilaku kecemasan ini, kesulitan memahami mengapa pemiliknya memegang dan mengelusnya suatu saat, kemudian pergi, lalu kembali lagi ke rumah dengan menghujani perhatian.

Ilustrasi kucing manja dan caper karena cemas (Freepik)

Sama seperti kucing yang cemas, mereka menunjukkan tanda-tanda tekanan sosial dengan perilaku mengeong berlebihan, menggaruk furniture, merusak benda-benda, atau mengacak-acak barang di rumah. Kucing biasanya menunjukkan perilaku ini setelah lama tidak ada pemiliknya.

Jika hewan peliharaan menunjukkan perilaku tertekan saat pemiliknya tidak ada, pemilik perlu mencari bantuan dari ahli perilaku hewan, ahli perilaku hewan bersertifikat, atau dokter hewan untuk membantu. Dalam kasus tertentu, obat anticemas mungkin berguna untuk mengurangi tingkat kesusahan hewan saat pemiliknya tidak ada saat pemilik sedang menyusun rencana perawatan komprehensif untuk mengatasi masalah hewan peliharaannya.

Jika hewan terlalu manja, pemilik kucing harus memperhatikan kapan dan di mana perilaku tersebut terjadi. Banyak hewan peliharaan yang dapat belajar menunjukkan perilaku tertentu berdasarkan waktu dan kebiasaan. Misalnya, seekor anjing tiba-tiba melompat saat pemiliknya sedang duduk di meja kerja. Ini tandanya mereka sedang minta perhatian. Jika anjing menyukai perhatiannya, mungkin belajar melompat ke arah pemiliknya.

Menurut dokter hewan Wailani Sung, MS., Ph.D., DVM., DACVB., beberapa kucing juga akan melakukan kebiasaan serupa ketika cuaca dingin di luar. Kucing akan menempel atau duduk di pangkuan pemiliknya untuk mendapatkan kehangatan. Kebiasaan lain, kucing mungkin hanya ingin berada di dekat pemiliknya tanpa benar-benar menyentuh.

Maka memperhatikan perubahan lingkungan dapat menjelaskan alasan kenapa kucing tiba-tiba manja atau mencari perhatian. Beberapa kucing sensitif terhadap suara keras, seperti guntur, kembang api, atau suara konstruksi. Saat mereka mendengar suara keras yang menakutkan, mereka mungkin ingin mencari kenyamanan dari pemiliknya. Kucing yang tidak sehat mungkin juga akan mencoba mencari perhatian untuk menghilangkan rasa tidak nyaman.