Erick Thohir Siap Jalankan Keputusan Airlangga Setop Ekspor Masker PT RNI

JAKARTA - Masker menjadi barang yang langka di Indonesia pasca mewabahnya virus corona atau COVID-19 ke berbagai negara. Apalagi, setelah ditemukannya kasus positif COVID-19 di Indonesia, harga masker melambung tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri, Kementerian BUMN siap hentikan ekspor masker jika diminta.

Sebelum kelangkaan terhadap masker terjadi, Indonesia tercatat menjadi salah satu eksportir produk kesehatan ke negara asal virus ini berasal yakni China. Pengiriman masker tersebut dilakukan oleh PT Rajawali Nusindo yang merupakan anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia Group (Persero) yang bergerak di usaha perdagangan dan distribusi. Sebanyak 3 juta lembar masker kualitas medis dikirim ke China oleh perusahaan tersebut.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, PT Rajawali Nusantara Indonesia Group (Persero) memang memproduksi masker untuk kebutuhan dalam dan luar negeri. Namun, Erick mengaku, siap memerintahkan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) untuk menyetop ekspor masker yang mereka produksi guna memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

"Oke nanti kalau Pak Menko (Airlangga Hartarto) minta disetop, kami laksanakan," tutur Erick, saat meninjau Apotek Kimia Farma di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 4 Maret.

Di sisi lain, Erick tak menampik akan terjadi kenaikan harga masker di Tanah Air. Hal ini karena ketersediaan bahan baku untuk pembuatan masker. Saat ini, bahan baku tersebut diimpor dari China. Jika nanti pasokan bahan baku dari negeri Tirai Bambu terhambat virus COVID-19, maka akan diimpor dari Eropa.

"Tapi kan ini bahan bakunya dari China, kalau stoknya habis, stok bahan bakunya loh bukan maskernya, kan di dalam masker itu ada bahannya. Nah itu nanti kita mau ambil alternatif beli dari Eropa. Kalau dari Eropa harganya enggak Rp2.000," tuturnya.

Jangan Salahkan Kimia Farma

Erick mengingatkan, jika nantinya harga masker yang dijual oleh Kimia Farma mengalami kenaikan, masyarakat diminta tak berburuk sangka kepada perusahaan pelat merah tersebut.

Persediaan masker di Aptek Kimia Farma. (Mery Handayani/VOI)

"Jadi jangan digosipkan ketika nanti stok yang buatan bahannya dari China habis, lalu tiba-tiba harganya naik, dibilang Kimia Farma mengambil kesempatan dalam kesempitan. Ini harganya tidak di-mark up. Kami pastikan ketika masyarakat susah, Kimia Farma tidak menaikkan harga," tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, permintaan masker dari China sudah terlihat begitu besar. Bahkan negara itu sudah menyerap pasokan masker dalam jumlah besar untuk tiga bulan ke depan.

Karena hal itu, Airlangga meminta, agar Indonesia juga harus menyiapkan pasokan masker. Dia khawatir semua pasokan masker diserap seluruhnya oleh China.