Terdapat 1.479 Kasus Korupsi, OJK Nilai Pentingnya Penegakan Integritas di Indonesia
JAKARTA - Ketua Dewan Audit Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sophia Wattimena menilai, penegakan integritas di Indonesia masih perlu mendapatkan perhatian khusus berdasarkan data dari laman Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terdapat 1.479 kasus korupsi dari 2004 hingga November 2023.
“Tahun 2004 hingga November 2023, kita bisa melihat dari 1.479 kasus, yang didominasi oleh penyuapan adalah sebesar lebih dari 65 persen,” kata Sophia dalam acara Risk and Governance Summit 2023, Kamis, 30 November.
Selanjutnya, kasus pengadaan barang dan jasa sebesar 22,36 persen, kasus pencucian uang sekitar 3,99 persen, kasus penyalahgunaan anggaran sebesar 3,85 persen, kasus pemerasan sekitar 1,89 persen, kasus perizinan sebesar 1,69 persen dan kasus perintangan penyidikan sebesar 0,88 persen.
Menurut Sophia, selaras dengan data tersebut Indeks persepsi korupsi Indonesia juga menurun.
“Jadi, di tahun 2023 itu skornya 34, kita turun dari 2021 dan 2022 dan peringkat kita juga turun di level ASEAN dan tentunya ini memerlukan perhatian kita bersama dan perlu berkolaborasi dengan seluruh pihak terkait untuk memperbaiki hal ini,” jelasnya.
Diketahui, berdasarkan data dari Transparency International Indonesia skor indeks persepsi korupsi di Indonesia pada 2023 menduduki angka 34.
Padahal pada 2021 lalu tercatat pada 39.
Baca juga:
Dalam indeks ini, indikatornya adalah semakin dekat dengan angka 0, maka semakin tinggi kasus korupsi di negara tersebut.
Sehingga, skor 100 menunjukkan negara tersebut bebas dari korupsi.
Sophia menyampaikan, dalam salah satu penelitian yang diterbitkan pada tahun 2020 oleh Ibu Rahayu Ningsih suharyadi dan Hadi menjelaskan, faktor psikologis yang mempengaruhi pelanggaran integritas adalah rendahnya religiusitas, nilai dan integritas moral yang rendah, motivasi eksternal atau kekuasaan yang tinggi, gaya hidup mewah hedonis dan kebahagiaan yang rendah.
"Hal ini menandakan bahwa nilai moral dan etika masih menjadi tantangan utama di negara kita yang tercinta ini dan khususnya juga industri jasa keuangan," ujarnya.