Masuk Tahun Politik, Bank Sampoerna Pede Penyaluran Kredit Tetap Tumbuh

JAKARTA - Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) pada tahun 2024, PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) meyakini penyaluran kredit perusahaan akan tetap moncer seperti tahun 2023.

Corporate Communication and Investor Relations Head Bank Sampoerna Ridy Sudarma mengatakan pertumbuhan kredit perseroan pada tahun 2024 akan tetap berkisar pada 10-15 persen. Hal ini dikarenakan low base effect yang disebabkan pandemi covid pada tahun sebelumnya.

Asal tahu saja, Bank Sampoerna mencatatkan total kredit pada akhir periode ini mencapai Rp11,3 triliun atau meningkat 23,1 persen dibandingkan total kredit pada satu tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini ditopang UMKM yang memegang porsi 60 persen dari pinjaman atau sebesar Rp6,8 triliun.

Ridy meyakini tahun politik tidak akan mempengaruhi pertumbuhan kredit. Ia menyebut jika pada pemilu para tahun tahun sebelumnya akan berpengaruh pada penurunan loan growth, hal yang berbeda akan terjadi pada periode pemilu kali ini. Dengan adanya low base effect, pemilu tidak akan mempengaruhi pertumbuhan penyaluran kredit.

"Tahun ini surprisingly masih cukup tinggi. Kemungkinan tahun ini nggak ngikutin tahun sebelumnya karena tahun ini masih cukup baik pertumbuhannya," ujarnya dalam temu media di Jakarta yang dikutip Rabu 29 November.

Apalagi dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan berkisar antara 5,2 hingga 5,3 persen maka pertumbuhan kredit diperkirakan akan mencapai 10-15 persen.

"Rule of thumbnya kalau ekonomi 5 persen, rerata pertumbuhan kredit bisa 2 sampai 3 kali pertumbuhan ekonomi," imbuh Ridy.

Meski pertumbuhan kredit tetap moncer, Ridy memastikan pihaknya tetap melakukan berbagai aksi untuk tetap mempertahankan rasio kredit macet perusahaan atau non performing loan (NPL) di bawah 4 persen.

Adapun strategi yang dijalankan Bank Sampoerna adalah dengan memperkuat analisa kredit. Selain itu Bank Sampoerna juga menggandeng pihak lain untuk melakukan analisa kredit dan terus melakukan checking dengan berbagai pihak.

"Checking biro bukan cuman SLIK OJK saja, tapi juga ada checking ke Pefindo atau checking lainnya untuk proses credit assessment," pungkas Ridy.