Pidato Arah dan Strategi Politik Luar Negeri, Prabowo: Kami Tak Ingin Jadi Bagian Kekuatan Geopolitik Apa Pun
JAKARTA - Bakal calon Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato politiknya mengenai arah dan strategi politik luar negeri bila terpilih sebagai Presiden Indonesia pada 2024 mendatang. Prabowo menegaskan, sudah sejak lama Indonesia menjalankan politiknya secara independen.
"Pada dasarnya saya kira semua pengamat Indonesia akan menyadari bahwa tradisi kebijakan luar negeri Indonesia sudah sangat sangat jelas. Sejak awal kemerdekaan dan kedaulatan kita, kita sering memiliki kebijakan luar negeri yang independen. Dipandu oleh prinsip Tidak ada keanggotaan blok geopolitik mana pun," tegas Prabowo saat berpidato dalam acara yang digelar oleh CSIS, Jakarta, Senin, 13 November.
Pidato Prabowo ini disampaikan sepenuhnya dalam bahasa Inggris. Prabowo menegaskan, Indonesia tidak ingin menjadi kekuatan geopolitik mana pun. Bila terpilih nanti, Prabowo akan melanjutkan tradisi kebijakan luar negeri ini.
"Jika seandainya saya mendapat amanat dari rakyat, saya akan membentuk pemerintahan berikutnya. Saya pikir itu bisa terjadi," ujar Prabowo.
Bukannya tanpa sebab Indonesia memilih arah kebijakan politik luar negeri seperti ini. Menteri Pertahananan (Menhan) ini menegaskan, posisi geografis Indoensia yang strategis, tumbuh di tengah-tengah peradapan besar, juga mengharuskan politik luar negeri ini dijalankan.
Baca juga:
- Panji Gumilang Diperiksa Kasus Pencucian Uang, Dicecar 55 Pertanyaan
- Hari Ini Polisi Periksa Saksi Dugaan Pencucian Uang Panji Gumilang
- Panji Gumilang Ditahan di Blok Mapenaling Lapas Indramayu, Kalapas: Tidak Ada Fasilitas Khusus
- Jadi Tersangka Dugaan Gratifikasi, Wamenkumham Eddy Hiariej Belum Kembali Berkantor
"Dan yang lebih penting lagi adalah kepentingan nasional kita Indonesia. Karena sejarah kita, karena letak geografis kita pada dasarnya kita berada Di tengah-tengah peradaban besar. Kita berada di persimpangan peradaban besar. Kami telah menjadi persimpangan jalan selama berabad-abad, bahkan sekarang kami berada di tengah-tengah jalur perdagangan yang sangat penting, jalur air yang strategis. Di garis pantai terpanjang ketiga di dunia, kami sangat bergantung, kami selalu bergantung pada perdagangan sejak awal keberadaan kami sebagai kerajaan kesultanan merdeka, Dll...Jadi oleh karena itu Telah menjadi atau dianggap menarik untuk memiliki tradisi ini, yang saya sebut kebijakan tetangga yang Baik. Kami ingin mempertahankan. Kebijakan bertetangga yang baik di wilayah kita dan juga di dunia," terang Prabowo.