Pemprov Jabar Rapat dengan JICA Bahas TPPAS Legok Nangka hingga Tol Patimban
BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) melaksanakan rapat dengan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (Japan International Cooperation Agency/JICA) membahas berbagai proyek mulai dari Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka sampai Tol Patimban.
Penjabat Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin mengatakan dalam rapat melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, yakni Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar, DPMPTSP Jabar, dan Dinas Perhubungan (Dishub) Jabar ini, terkait pembangunan TPPAS Legok Nangka telah ada kesepahaman untuk percepatan.
"Rapat dengan JICA itu tadi tentang Legok Nangka sama dengan kami ingin segera berjalan, dan ada beberapa isu yang tengah dibahas, kami minta kepada JICA untuk membantu mempercepat penyelesaian agar cepat groud breaking tahun depan. Itu yang legok nangka. Kemudian juga soal kawasan Rebana dibahas ada bantuan pelatihan," kata Bey dilansir ANTARA, Kamis, 9 November.
Terkait dengan kawasan Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Bey mengatakan dalam rapat tersebut dibahas pembuatan jalur tol di sana dengan harapan pada tahun 2024 sudah bisa mulai dibangun.
Untuk titiknya, kata Bey, tol tersebut akan dibangun sepanjang 36 kilometer dari titik awal di Km 89 Tol Cikampek-Palimanan (Cipali) ke lokasi Pelabuhan Patimban.
Namun, Bey mengatakan pihaknya belum bisa memastikan, karena memiliki keterkaitan dengan pembebasan lahan.
"Untuk Tol Patimban, mereka (JICA) mintanya tahun depan (2024), tapi saya belum tahu, karena kan terkait pembebasan lahan," ujarnya.
TPPAS Legok Nangka digunakan untuk menampung dan memproses sampah dari enam wilayah, yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kota Cimahi, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Bandung Barat dengan kapasitas sekitar 2.131 ton per hari.
Dilengkapi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), TPPAS Legok Nangka akan mengolah sampah dengan kapasitas listrik yang dihasilkan mencapai 18 megawatt (MW).
Untuk kawasan Rebana Metropolitan yang sedang dikembangkan oleh Pemprov Jabar diproyeksikan menjadi masa depan penggerak ekonomi Jabar mendukung kawasan industri yang saat ini berjalan di Bekasi dan Karawang.
Rebana ini didukung oleh tujuh kabupaten kota dengan ditunjang lengkap dari sisi regulasi, RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) daerah, dan infrastruktur dengan proyeksi mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 4,49 juta orang, jika pengembangannya berjalan dengan baik.
Sementara Pelabuhan Patimban, akan terkoneksi dengan kawasan Rebana Metropolitan, di mana pelabuhan laut raksasa tersebut masih dalam proses pembangunan.
Pelabuhan Patimban dibangun dan dikembangkan dalam beberapa tahap, yakni tahap 1-1 dibangun pada tahun 2018 sampai dengan tahun 2021, dan tahap 1-2 dilaksanakan pada tahun 2022 sampai dengan tahun 2025, yang nanti selanjutnya akan dilanjutkan pada tahap dua dan tiga.
Pada tahap 1-1, selesai terbangun terminal peti kemas seluar 35 hektare dengan kapasitas 250.000 TEUs dan terminal kendaraan seluas 25 hektare, dengan kapasitas 218.000 CBU. Serapan anggaran untuk proyek ini sebesar Rp14 triliun yang berasal dari pinjaman JICA.
Baca juga:
- Dianggap Cacat Etik, Pencalonan Gibran Disebut Jubir Anies Jadi Beban Politik
- Besok, KPK-Polda Metro Bakal Bertemu Bahas Penanganan Kasus Pemerasan SYL
- Bertemu Biden Pekan Depan, Jokowi akan Sampaikan Posisi Indonesia Soal Gaza
- Ingatkan Tak Boleh Ada Intervensi di Pemilu 2024, Presiden Jokowi Diminta Terbitkan Payung Hukum
Pada tahap 1-2 yang tengah dibangun sejak 2022 dan ditargetkan rampung 2025 akan memiliki terminal peti kemas dengan luas 66 hektare kapasitas 3,75 juta TEUS, dan terminal kendaraan seluas 25 hektare dengan kapasitas kumulatif 600.000 CBU serta terminal roro seluas 200 meter. Anggaran yang dihabiskan untuk proyek ini sebanyak Rp9,5 triliun yang berasal dari pinjaman JICA.
Sedangkan uuntuk tahap dua mulai dibangun pada 25 Februari 2024 dengan anggaran yang dibutuhkan Rp7,58 triliun untuk pembangunan terminal peti kemas dengan kapasitas tampung 5,5 juta TEUs.
Terakhir, yaitu tahap tiga dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) mulai dibangun 2026 hingga 2027 untuk proyek pembangunan terminal peti kemas dengan kapasitas kumulatif 7,5 juta TEUs dan anggaran yang dibutuhkan Rp3,86 triliun.