Netralitas Jadi Bahasan Saat Makan Siang Jokowi Bareng 3 Capres, Ganjar: Kalau Tidak Ada Netralitas, Jadi Berat Sebelah

JAKARTA - Masalah netralitas pemerintah dan aparat negara saat pelaksanaan pemilu menjadi salah satu yang dibahas saat kegiatan makan siang antara Presiden Joko Widodo bersama ketiga bakal calon presiden (capres) di Istana Negara hari ini.

Bakal capres Gajar Pranowo memandang, sikap netral Jokowi sebagai kepala negara dan jajaran pemerintahannya perlu ditegaskan karena hal tersebut penting dalam menjalankan proses demokrasi.

"Ya, (netralitasi) penting, lah. Demokrasi kalau tidak ada netralitas menjadi sangat parsial, pasti menjadi berat sebelah," kata Ganjar di kompleks Istana Kepresidenan, Senin, 30 Oktober.

Ganjar membeberkan, selama menyantap makan siang bersama, Jokowi berkomitmen untuk mendukung sistem demokrasi yang baik, yakni dengan mejaga netralitas pemerintah hingga aparat.

"Mudah-mudahan tadi apa yang disampaikan oleh beliau-beliau insyaallah akan bisa dilaksanakan. Tugas kita jaga bersama-sama pemilu ini damai, para aparaturnya betul-betul imparsial, semua bisa berjalan dengan fair, dan kita bisa saling menjaga," urai Ganjar.

Anies turut menyinggung soal netralitas dalam kegiatan gersebut. Anies mengaku memiliki aspirasi dari masyarakat yang ia temui untuk dipesankan kepada Jokowi. Anies meminta Jokowi untuk menjaga netralitasnya sebagai kepala negara dalam pelaksanaan Pemilu 2024.

"Kami sering bertemu dengan banyak orang-orang yang sayang kepada pak presiden. Mereka yang sayang ini menitipkan pesan untuk bapak presiden bisa menjaga netralitas, dan menegaskan kepada seluruh aparat untuk menjaga netralitas di dalam pilpres, pemilu," ungkap Anies.

Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan kompak mengenakan batik parang berlengan panjang saat menerima undangan makan bersama Jokowi. Batik Prabowo dan Anies berwarna dominan cokelat muda, sementara Ganjar berwarna merah.

Batik parang berasal dari Jawa, khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta dan Solo. Batik tersebut dibuat oleh para pengrajin batik di daerah tersebut dan mulai populer pada abad ke-19.

Melansir laman Kemendikbudristek, motif batik parang memiliki makna filosofis pesan untuk tidak pernah menyerah. Sedangkan kontinuitas pada motif parang memberikan filosofi sebuah perjuangan yang tidak pernah putus.

Berbagai makanan dihidangkan Jokowi untuk disantap para bakal capres yang akan bersaing di Pemilu 2024. Di antaranya adalah nasi putih, soto lamongan, ayam kodok, sapi lada hitam, bebek panggang, cumi goreng, udang goreng telur asin, kaylan cah sapi, es laksamana mengamuk, dan jus jeruk.