Mengenal Victus Nox, Misi Peluncuran Responsif Sebagai Tameng Angkatan Luar Angkasa AS

JAKARTA - Victus Nox merupakan misi Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat (AS). Misi ini berhasil memecahkan rekor peluncuran responsif beberapa pekan lalu.

Menjadi bagian dari demonstrasi Tactical Responsive Space (TacRS), Victus Nox berhasil meluncurkan satelit milik Millennium Space Systems yang diluncurkan dengan kendaraan peluncur Alpha milik Firefly Aerospace.

Misi ini berhasil diluncurkan pada 14 September lalu dari Space Launch Complex 2 West di Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg. Peluncuran ini berhasil dikerjakan hanya dalam waktu 27 jam setelah perintah peluncuran.

Dengan berhasilnya misi Victus Nox, AS telah menunjukkan bahwa mereka mampu merespons kebutuhan orbit dengan cepat jika konflik terjadi atau keamanan nasional sedang terancam.

“Keberhasilan Victus Nox menandai perubahan dalam kemampuan negara kita untuk mencegah agresi musuh dan, bila diperlukan, merespons dengan kecepatan operasional yang diperlukan,” kata Komandan Sistem Luar Angkasa Letjen Michael Guetlein.

Sejalan dengan keberhasilannya, Victus Nox memang dirancang untuk mengurangi waktu dalam mengerjakan misi luar angkasa, mulai dari akuisisi hingga operasi di orbit. Sejauh ini, Victus Nox baru membuktikan keberhasilan persiapan dan peluncurannya saja.

Maka dari itu, Angkatan Luar Angkasa AS tengah merancang tujuan baru dari misi Victus Nox. Saat ini, mereka ingin menginisialisasi kendaraan luar angkasa di orbit hingga kendaraan ini mampu beroperasi kurang dari 48 jam.

Sebagai informasi, misi Victus Nox sebelumnya dikenal dengan TacRL. Setelah berhasil menjalankan misi TacRL-2 pada Juni 2021 dengan peluncuran responsif selama 21 hari, misi Victus Nox pun dikembangkan.

Victus Nox dan TacRL-2 merupakan dua misi yang berhasil dikerjakan oleh Angkatan Luar Angkasa AS. Mereka berupaya menunjukkan bahwa Komando Sistem Luar Angkasa mereka mampu bertanggung jawab atas kemampuan berperang yang tangguh melalui keunggulan luar angkasa.