KPU Nilai Potensi Konflik Pilpres 2024 Tak Seberat Pilpres 2019, Apa Alasannya?
JAKARTA - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy’ari menilai konflik dalam Pilpres 2024 akan lebih ringan ketimbang Pilpres 2019. Menurutnya, hal itu didasari pemilu kepala daerah (pilkada) tidak mendahului pilpres.
"Kami optimistis Pemilu 2024 akan berjalan dengan damai dan demokratis," kata Hasyim Asy’ari di Jakarta, Rabu 11 Oktober, disitat Antara.
Menurut dia, ada beberapa indikator yang menyebabkan potensi konflik Pemilu 2024 tak seberat pemilu sebelumnya.
Hasyim Asy’ari menyebutkan adanya konflik pada Pemilu Presiden 2019 dimulai dari kerasnya kompetisi politik pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Dilanjutkan dengan Pilkada Serentak 2018 hampir di seluruh Indonesia. Setelah itu, persiapan Pemilu 2019 juga dimulai pada tahun 2018.
Sementara itu, pada Pemilu 2024 ini tensi politik tidak tinggi karena pemilu kepala daerah baru dilakukan pada tahun 2024 setelah pilpres dan pileg.
"Kompetisi politik kepala daerah tidak ada sehingga hanya fokus pada pemilu presiden dan pemilu anggota legislatif (pileg) saja," kata dia.
Selain itu, indikator kedua adalah pemilu yang digelar 14 Februari 2024 hasilnya harus diumumkan paling lambat 35 hari setelah pencoblosan.
Paling lambat 20 Maret 2024 hasil pemilu secara nasional akan diumumkan sehingga partai politik sibuk melihat kursi yang mereka dapatkan, baik di DPR, DPRD provinsi, maupun DPRD kabupaten/kota.
"Hasil pemilu ini tidak dapat diprediksi dan akan membuat partai politik menunggu untuk melihat hasil perolehan kursi mereka," tutur dia.
Baca juga:
Hasyim mengatakan bahwa hasil pemilu anggota legislatif ini akan menjadi modal mereka untuk menghadapi pilkada mendatang.
Ia mengemukakan bahwa bisa saja partai yang berkoalisi pada Pilpres 2024 akan berbeda koalisi pada pilkada, atau mereka yang berlawanan pada pilpres bisa menjadi lawan pada pilkada.
"Tak ada lawan dan kawan yang abadi dalam politik," kata Hasyim.
Ia mengatakan untuk menciptakan pemilu damai akan sangat bergantung cara pandang dan dengan pandangan positif akan tercipta pemilu yang damai dan demokratis.
“Kita Mulai tata fikiran dan hati untuk menciptakan pemilu berjalan damai dan demokratis ,” kata dia
kratis,” tandasnya.