34 Siswa SD Saguling Bandung Dirawat, Diduga Alami Keracunana Jajanan
BANDUNG - Puluhan siswa SDN 3 Jati di Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami keracunan massal yang diduga gara-gara menyantap jajanan cireng mini alias cimin yang dijajakan seorang pedagang di area sekolah.
Berdasarkan data Puskesmas Saguling, hingga Kamis 28 September korban bertambah menjadi 34 siswa, dengan perincian 15 siswa menjalani rawat inap, 13 rawat jalan, dan sisanya dirawat di RS Kartini 3, RSCK 1, RS Dustira 1 meninggal dunia, serta Klinik Assyyidha 1 siswa.
Para siswa korban keracunan tersebut diketahui mulai mengalami gejala sehari pascamengkonsumsi cimin pada Selasa 26 September dan kini sebagian masih terkapar lemah di Puskesmas Saguling.
"Dugaan penyebabnya dari jajanan cimin berbumbu pedas, mungkin dari pedasnya ini," kata Kepala Puskesmas Saguling, Burhan, Jumat 29 September pagi.
Baca juga:
Guna memastikan cimin menjadi penyebab keracunan kata Burhan, pihaknya sudah mengambil sampel cimin dari pedagang untuk dilakukan uji labolatorium di Labkesda Jawa Barat.
"Sampel yang diambil berupa terigu, bahan cabe kering, bumbu-bumbu penyedap, cimin siap goreng, dan bahan baku berupa tepung singkong tapioka," ujarnya.
Salah satu orang tua siswa, Setiawan menceritakan awal mula dua anaknya mengalami keracunan. Kejadiannya setelah keduanya mengonsumsi jajan cimin tersebut hingga akhirnya satu anaknya harus mendapat perawatan di Puskesmas Saguling.
"Awalnya adiknya yang pertama, kemarin pagi (keracunan) terus dibawa ke bidan, tetapi bukannya sembuh malah mual sama diare," ujarnya.
Setelah itu dia pun berinisiatif melakukan penanganan secara tradisional dengan memberikan anak yang paling kecil kelapa muda dicampur minyak goreng, kemudian gejala keracunan tersebut mulai mereda.
"Saya kasih anak saya yang kecil itu kelapa muda sama minyak goreng, Alhamdulillah itunya (mual dan diare) berhenti," kata Setiawan.
Setelah kondisi anaknya yang paling kecil itu mulai membaik, tiba-tiba anak yang besar juga merasakan gejala yang sama hingga harus dibawa ke Puskesmas Saguling untuk mendapat perawatan.
"Pas malamnya jam 8 anak yang ini (besar) terjadi lagi sampai panas dingin. Setelah itu saya kasih kelapa muda sama minyak, Alhamdulillah panasnya agak turun," ucapnya.
Hanya saja, kata dia, pada pukul 02.00 WIB kondisi tubuh anaknya itu kembali panas hingga dia tidak bisa tidur sampai pagi, sehingga langsung dibawa ke Puskesmas Saguling.
"Tadi pagi jam 7 dibawa ke sini, sekarang Alhamdulillah sudah ditangani sama dokter. Saat ini panasnya sudah turun, jadi sudah bisa makan," kata Setiawan.