Review Film Diambang Kematian, Pertaruhan Karma Pesugihan dan Kasih Ayah dalam Keluarga
JAKARTA - MVP Pictures kembali merilis film horor Indonesia yang diangkat dari kisah nyata berjudul Diambang Kematian. Film ini menggandeng Taskya Namya, Rifnu Wikana dan Wafda Saifan sebagai pemain utama. Film ini akan mulai ditayangkan pada 28 September mendatang.
Secara garis besar, film Diambang Kematian menceritakan tentang satu keluarga yang terdiri dari Pak Suyatno (Rifnu Wikana), Ibu Suyatno (Kinaryosi), Yoga (Wafda Saifan), dan Nadia (Taskya Namya). Pada awalnya hidup mereka berjalan baik-baik saja sampai akhirnya Ibu meninggal dengan cara yang tidak lazim.
Kecurigaan Yoga dan Nadia akhirnya membawa kepada kenyataan mengenai ayah mereka yang ternyata membuat perjanjian terlarang dengan setan. Lama-kelamaan perjanjian ini malah mengambil nyawa dari keluarga Pak Suyatmo satu persatu.
Dari awal hingga akhir, film Di Ambang Kematian konsisten dalam memberikan nuansa mencekam, horor dan jumpscares yang terasa alami karena akting dari para pemainnya. Suasana kelam yang dibangun di rumah Pak Suyatno secara tidak langsung juga membangun rasa takut, putus asa, hingga mencekam yang dibawa juga ketika adanya pergantian lokasi lainnya seperti saat Suyatno dan Nadia berada di dalam hutan. Selain itu, penampakan beberapa hantu yang dihadirkan di dalam film ini juga semakin memperkuat nuansa horor dari film.
Memiliki cerita mengenai pesugihan Kandang Bubrah, sutradara Azhar Kinoi Lubis mampu membuat cerita yang diambil dari sebuah tulisan thread viral milik jeropoint di Twitter menjadi sebuah visualisasi nyata mengenai kondisi pesugihan Kandang Bubrah itu sendiri. Seperti pembangunan rumah yang tidak kunjung selesai, kambing hitam yang digunakan untuk ritual dan masih banyak lagi sehingga penonton menjadi lebih memahami suasana di rumah tersebut.
Meski menceritakan mengenai perjanjian terlarang antara setan dan manusia, film Di Ambang Kematian masih menyelipkan drama yang bisa menjadi sebuah teladan bagi para penontonnya. Suasana kekeluargaan yang dibangun di dalam film ini membuat para penonton seakan kembali melihat perjuangan sosok Suyatno yang berusaha melepaskan Nadia menjadi tumbal selanjutnya.
Perjalanan yang dilakukan hampir 10 tahun lamanya membawa penonton kepada emosi yang dirasakan sosok ayah yang menyesal atas segala perbuatan yang ia lakukan kepada keluarganya. Pada momen ini penonton dibuat seakan lupa dengan kesalahan besar yang dilakukan oleh sang ayah.
Baca juga:
Sayangnya meski perubahan waktu yang diceritakan hanya ditandai dengan tulisan tahun yang berubah, untuk penampilan dari para pemainnya seakan tidak berubah dari tahun 2002 hingga 2022 yang sedikit membingungkan penontonnya.
Meski begitu, film Di Ambang Kematian masih layak menjadi salah satu tontonan yang menantang adrenalin penonton dan menjadi hiburan bagi keluarga karena isu yang diangkat terasa dekat dengan keseharian banyak orang sehingga penonton bisa ikut merasakan rasa sedih dan menyesal serta kerinduan yang dibangun di film ini.
Pemain Film Di Ambang Kematian (Foto: Press Release)