Setelah Le Meridien-Goodrich di Jakarta Ratusan Hotel di Kota Bandung juga Merugi, Respon Pemkot: Dana Ratusan Miliar

JAKARTA - Pandemi COVID-19 di tanah air memberikan dampak yang begitu besar dalam kehidupan masyarakat. Selain menelan korban jiwa hingga berakibat buruk pada kesehatan, COVID-19 juga memukul sektor ekonomi. Banyak pengusaha atau perusahan papan atas dipaksa gulung tikar. 

Di sektor perhotelan misalnya, beberapa hotel ternama Jakarta terpaksa dilego melalui sejumlah marketplace. Misalnya, Hotel Le Meridien yang ada di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat kemudian Hotel Goodrich di Kemang, Jakarta Selatan. 

Selain Jakarta, sektor perhotelan di Kota Bandung juga merugi. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat menyebutkan, jumlahnya mencapai ratusan. 

Ketua PHRI Jawa Barat Herman Muchtar mengatakan, pihaknya masih melakukan pendataan rinci jumlah hotel yang bangkrut. Namun, menurutnya, ada ratusan hotel di Jawa Barat yang bangkrut dan sudah tidak beroperasi lagi.

"Kota Bandung cukup banyak (hotel bangkrut), kayaknya gitu," kata Herman dilansir Antara, Minggu, 7 Februari. 

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung pun tidak tinggal diam dan hendak mencari solusi terkait ini. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan, pihaknya bakal mencoba membantu sejumlah hotel itu untuk mendapat bantuan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

"Walaupun tidak secara keseluruhan (dana bantuan) bisa didistribusikan, karena banyak yang tidak memenuhi persyaratan, kita coba minta ulang," kata Ema di Bandung. 

Menurut Ema dalam hal tersebut pihaknya juga bakal menggandeng pihak Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) guna menjelaskan kondisi sektor perhotelan khususnya di Kota Bandung.

Ema juga belum bisa memastikan berapa hotel yang mengalami kebangkrutan di Kota Bandung. Namun dia yakin, angka tersebut kecil dibandingkan keseluruhan jumlah hotel yang ada di Ibu Kota Jawa Barat itu.

Selain itu, menurutnya Pemkot Bandung sendiri memiliki anggaran untuk pemulihan ekonomi. Anggaran itu teralokasi di sejumlah dinas terkait seperti di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah.

"Kalau ditotalkan itu saya pikir satuannya ratusan miliar, gabungan (anggaran pemulihan) kesehatan dan ekonomi," kata Ema.