Kemenperin Lepas Ekspor 5 Kontainer Minyak Jelantah ke AS, Diproses Jadi Green Fuel
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Agro melepas sebanyak 5 kontainer minyak jelantah (used cooking oil) atau setara 200 metrik ton bersama Asosiasi Exportir Minyak Jelantah Indonesia (AEMJI) ke Amerika Serikat.
Sebanyak 5 kontainer atau setara 200 metrik ton minyak jelantah tersebut merupakan hasil pengumpulan dari Sistem informasi minyak jelantah (Simijel).
Pelepasan ekspor dilakukan secara hybrid dari tiga lokasi, yaitu di Gedung Pusat Kementerian Perindustrian, Gudang CV Artha Metro Oil Tangerang, dan di Veriflux Office Houston Texas USA.
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan, minyak jelantah yang mempunyai ketertelusuran asal usul (point-of-origin traceability) sangat diminati oleh industri green fuel dan menjadi standar baru penerimaan minyak jelantah di Uni Eropa dan Amerika Serikat.
"Green fuel yang dihasilkan dari minyak jelantah yang tertelusur (well-traceable) mempunyai net carbon emission index sangat rendah yang berasal dari implementasi economy circular, yaitu from waste to energy," kata Putu dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 21 September.
Putu mengatakan, ekspor minyak jelantah merupakan solusi sementara atas permasalahan limbah pangan dalam negeri, sehingga terhindar dari pencampuran dengan minyak pangan yang dapat merugikan kesehatan masyarakat.
"Di sisi lain, kami terus mendukung pengembangan industri green fuel di Indonesia, sehingga bahan baku minyak jelantah dapat diserap dan dimanfaatkan di dalam negeri," ujarnya.
Adapun Simijel merupakan platform digital berbasis data geotag location yang dikembangkan Asosiasi Exportir Minyak Jelantah Indonesia (AEMJI) dengan PT. Incore System Solutions untuk ketertelusuran/traceability atas rantai pasok pengumpulan minyak jelantah.
Pada kesempatan itu, Putu juga meresmikan proses integrasi data antarplatform digital Simijel dengan Veriflux, yakni penyedia platform teknologi informasi asal AS yang mengelola basis data rantai pasok, termasuk pengumpulan minyak jelantah di AS.
Veriflux didukung oleh United States Environmental Protection Agency (US EPA) untuk menjamin ketertelusuran minyak jelantah hanya digunakan sebagai bahan baku industri greenfuel dan tidak disalahgunakan pada kegiatan food recycling.
"Kemitraan antara Simijel dengan Veriflux dalam integrasi platform digital ini akan memperkuat akses pasar komoditas minyak jelantah dari Indonesia. Di sisi lain, akses data ketertelusuran secara langsung dari perusahaan eksportir anggota AEMJI tetap terjaga hanya kepada industri di Amerika Utara yang terautentifikasi sebagai pengguna langsung bahan baku tersebut," tuturnya.
Sementara itu, Ketua AEMJI Setiady Goenawan mengatakan, pihaknya telah memperkenalkan Simijel pada event Hannover Messe 2023 sebagai platform digital berbasis data geotag location untuk menjamin ketertelusuran/traceability atas rantai pasok pengumpulan minyak jelantah.
Baca juga:
Simijel sendiri dikembangkan oleh AEMJI bekerja sama dengan PT Incore System Solutions, sebuah perusahaan bidang IT yang 100 persen sahamnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI).
"Kami sangat berterima kasih kepada Kemenperin yang telah mendukung AEMJI, sehingga kami lebih percaya diri mengembangkan sistem informasi ketertelusuran asal usul minyak jelantah yang merupakan 100 persen karya anak bangsa," pungkasnya.