Sri Mulyani Optimistis Kuartal III Ekonomi Tumbuh di Atas 5 Persen
JAKARTA – Pemerintah melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyatakan bahwa kondisi perekonomian Indonesia masih cukup solid dan terkendali meskipun dihadapkan pada guncangan dan pelemahan global.
Menurut dia, di tengah fluktuasi perekonomian dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal tiga diperkirakan tetap tumbuh positif didukung oleh inflasi yang terkendali, surplusnya neraca perdagangan, serta membaiknya daya beli masyarakat.
“Kita perkirakan untuk kuartal tiga pertumbuhan ekonomi kita tetap di atas 5 persen. Kinerja APBN juga masih cukup solid dan kuat,” ujarnya kepada awak media tengah pekan ini.
Menkeu menjelaskan bahwa hingga Agustus 2023, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia terus menguat dan berada di zona ekspansif di level 53,9, lebih baik dibandingkan China, Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa. Capaian tersebut meningkat dibandingkan Juni 2023 yang berada pada level 52,5.
“Indonesia yang masih bertahan PMI ekspansinya juga menunjukkan suatu aktivitas yang menguat pada level 53,9,” tuturnya.
Menkeu mengungkapkan, neraca perdagangan juga melanjutkan surplus selama 40 bulan berturut-turut meskipun ekspor dan impor masih mengalami tren penurunan. Ekspor Agustus 2023 tercatat 22 miliar dolar AS atau terkontraksi 21,2 persen (year on year/yoy). Sementara itu, impor Agustus 2023 tercatat 18,88 miliar dolar AS atau turun 14,8 persen (yoy).
“Akumulasi surplus neraca perdagangan Indonesia dari bulan Januari hingga Agustus adalah sebesar 24,34 miliar dolar AS. Angka ini adalah penurunan yang cukup tajam dibandingkan akumulasi surplus neraca perdagangan Januari-Agustus tahun lalu yang levelnya di 34,89 miliar dolar AS. Ini yang harus kita waspadai karena tentu ketahanan dari sisi eksternal akan sangat menentukan stabilitas dari perekonomian kita di dalam jangka pendek dan menengah,” katanya.
Baca juga:
Di sisi lain, laju inflasi domestik terkendali didukung inflasi pangan yang stabil. Inflasi bulan Agustus tercatat minus 0,02 persen (month to month/mtm), 1,43 persen (year to date/ytd), atau 3,3 persen (yoy).
“Inflasi kita menunjukkan level yang cukup baik yaitu di 3,3 persen. Dibandingkan negara-negara Asia maupun G20, inflasi Indonesia relatif dalam situasi yang moderat rendah. Namun kita tetap harus waspada karena harga volatile food menunjukkan adanya kenaikan yang cukup tajam pada bulan Agustus ini, yaitu kontribusinya di 2,4 persen,” tegas dia.
Menkeu memastikan APBN akan selalu hadir untuk melindungi kesejahteraan masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi dalam menghadapi dinamika ekonomi. kata dia, APBN sebagai motor penggerak sekaligus alat pengaman diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, melindungi dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
“APBN yang sehat dan kuat bisa melindungi masyarakat dan menjaga momentum ekonomi kita untuk tetap tumbuh dan pulih. Namun kita tetap waspada karena kondisi global perlu kita waspadai yang tentu secara perlahan dan pasti akan memberikan imbas kepada APBN maupun ekonomi kita. Maka, kita harus terus menjaga kesehatan APBN dan ekonomi kita dengan terus melakukan kalibrasi terhadap pergerakan ekonomi dan dinamika global,” tutup Menkeu Sri Mulyani.