Pemprov Sulsel Terima 13 Ambulans dan Damkar dari Jepang
MAKASSAR - Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, menerima 13 unit ambulans dan mobil pemadam kebakaran (Damkar) dari Ehime Jepang.
Ambulans dan mobil Damkar ini diserahkan langsung perwakilan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) di geddung Karaeng Pattingalloang, Makassar, Jumat 5 Februari.
"Hari ini kita dapat berkah yang sudah dilakukan kerjasama sejak tahun 2009, yaitu bantuan Damkar dan ambulans, jumlah 13 unit dan akan menyusul lagi 21 unit akan dikirim secara bertahap," ujar Nurdin Abdullah dalam keterangan tertulis Pemprov Sulsel.
Dari segi keuangan, Damkar dan ambulans ini menguntungkan bagi Pemprov Sulsel. Sebab selain tidak dibayar, biaya masuk di Indonesia juga hanya membayar ongkos pengiriman sebanyak Rp 30 juta per satu kontainer.
"Satu kontainer itu biayanya Rp 30 juta, apalagi biaya masuk juga tidak ada dan ini kan hibah. Kita cuma membayar ongkos.
Ini tentu lebih hemat dari segi anggaran, tapi tidak berarti layanan pada masyarakat itu harus terhenti," ujarnya.
"Ini akan meringankan beban APBD daerah, sehingga kita berharap seluruh proses administrasi bisa lebih cepat, sehingga tidak menyulitkan pemberi hibah untuk menampung Damkar dan ambulans. Ini udah secara resmi penyerahan dihadiri Dubes Jepang, dari Presiden Toyota Cocy maupun Toyota Ehime, Gubernur Ehime tentu ini akan semakin memperluas lagi kerjasama kita, dan ini suatu hal yang menggembirakan pada kita," jelas Nurdin.
Menurut Nurdin, bentuk kerja sama antara Pemprov Sulsel dan Pemprov Ehime Jepang dan Toyota Ehime Jepang ini, bukan kerjasama biasa, tapi merupakan persaudaraan.
"Kita sudah menandatangani kesepakatan menjadikan Sulsel dan Provinsi Ehime menjadi sister province, artinya tidak lagi terbatas pada menerima hibah, tetapi juga akan mendorong investor yang ada di sana untuk Sulawesi Selatan. Yang sudah oke yaitu Wajima Projects, yaitu rencana pengembangan budidaya ikan di Sulawesi Selatan," kata Nurdin.
Baca juga:
Sementara itu, untuk mendukung kerja sama di budidaya perikanan di Sulsel, pihaknya sudah mengirim empat orang untuk belajar di Jepang, dan diharapkan nantinya akan menjadi pembina bagi pelaku budidaya ikan di Sulsel.
"Empat orang anak-anak kita sekarang sudah ada di sana untuk training dalam rangka alih teknologi. Saya kira kerja sama ini tentu kita harus jaga komitmen yang kita sudah bikin, sehingga kerjasama ini berlangsung sepanjang masa dan tentu harapan kita, Jepang memberikan perhatian khusus terhadap Sulawesi Selatan. Jepang kan syarat akan teknologi yang tentu memperhatikan pengembangan sumber daya manusia," kata Prof NA.