Dilanda Kemarau, Warga Perbatasan RI-Malaysia di Badau Kalbar Kesulitan Air Bersih
KALBAR - Warga di Kecamatan Badau di wilayah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (Kalbar), kesulitan air bersih. Wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia itu dilanda musim kemarau mengakibatkan debit air menurun.
"Sumber air di bendungan kurang mampu saat kemarau, karena debit air kurang dan banyak yang sudah bocor, terpaksa bergiliran untuk pembagian air," kata Camat Badau Edy Suharta, dihubungi di Putussibau, Kapuas Hulu, Jumat 8 September, disitat Antara.
Edy bilang, sumber air bersih selama ini dari air terjun Desa Kekurak. Namun karena musim kemarau dan bendungan ada yang bocor, maka tidak mampu memenuhi kebutuhan air masyarakat.
Menurutnya, masyarakat cukup terbantu ketika ada turun hujan, namun itu sifatnya sementara dan hanya sewaktu-waktu saja. Dia berharap ada solusi pihak terkait dalam mengatasi persoalan air bersih di Kecamatan Badau tersebut.
Sementara itu Direktur Perusahaan Daerah Tirta untuk Kapuas Saini Hadi mengakui bahwa sumber air di Desa Kekurak itu mengering, terutama pada musim kemarau.
"Kondisi sumber air memang mengering pada musim kemarau, ada beberapa bendungan yang bocor itu sudah pernah kami perbaiki. Tapi penyebabnya karena mengalami penurunan debit air," kata Saini.
Baca juga:
- Panglima TNI-Kapolri Kompak Minta Maaf Skema Pengamanan KTT ke-43 ASEAN Bikin Macet Jakarta
- Diperiksa KPK 5 Jam, Cak Imin Ungkap Kasus Korupsi Kemnaker Tersangkanya Mantan Dirjen
- Mario Dandy Divonis 12 Tahun Penjara: Menikmati Penganiayaan David Ozora
- 10 Persen Kendaraan Dinas Pemkab Bogor Tak Lulus Uji Emisi, Oktan Rendah Konsumsi BBM Subsidi Penyebabnya
Ia mengatakan ada beberapa faktor penyebab sumber air tidak memenuhi kebutuhan masyarakat, diantaranya karena musim kemarau dan juga kehadiran perkebunan kelapa sawit sehingga terjadi penyerapan air dan kekeringan.
Menurut Saini, ada alternatif untuk memenuhi kebutuhan air bersih Kecamatan Badau yaitu sumber air dari Desa Seriang. Namun itu membutuhkan anggaran cukup besar karena jarak sumber air sekitar 17 kilometer.
"Itu sudah kami koordinasikan dengan pihak Balai Kementerian PUPR di provinsi, mudah-mudahan kedepannya bisa terealisasi," kata Saini.
Terkait musim kemarau ini, kata Saini, yang terkendala air di Kecamatan Badau dan Dangkan. Namun di Dangkan ada alternatif sumber air dari sungai, sehingga bisa teratasi.
"Yang jelas air bersih untuk Badau kami sudah lakukan komunikasi dan menyurati kepala balai dan kami sudah turun ke lokasi melakukan pengukuran," tandasnya.