Presiden Jokowi Ajak Amerika Serikat Menjadi Kekuatan Positif di Indo-Pasifik
JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengajak Amerika Serikat untuk menjadi kekuatan positif di Indo-Pasifik, saat membuka KTT ASEAN-Amerika Serikat bersama Wakil Presiden Kamala Harris, Hari Rabu.
Menyebut Asia Tenggara sebagai kawasan yang menjanjikan, Presiden Jokowi menyebut kawasan ini diprediksi menjadi urat nadi perdagangan internasional pada tahun 2045 mendatang, berkontribusi 5,4 persen terhadap GDP dunia.
"Oleh sebab itu kemitraan yang kokoh dan sustainable antara ASEAN dan Amerika Serikat tentu tidak hanya menguntungkan ASEAN, tapi juga akan menguntungkan Amerika Serikat," kata Presiden Jokowi di Jakarta, Rabu 6 September.
Namun, lanjut Presiden Jokowi, kemitraan tersebut hanya akan terwujud jika terdapat komitmen kuat dari kedua belah pihak dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan.
Dikatakannya, ASEAN telah sepakat untuk terus menjalankan fungsinya sebagai lokomotif perdamaian dan stabilitas kawasan, di mana Indo-Pasifik harus menjadi platform bagi kolaborasi
"Oleh sebab itu ASEAN mengajak Amerika Serikat untuk menjadi positive force dalam menciptakan Indo-Pasifik yang damai stabil dan sejahtera, melalui kerja sama konkret yang inklusif," kata Presiden Jokowi.
Sementara itu, Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris dalam kesempatan ini menegaskan kembali dukungannya terhadap sentralitas ASEAN di kawasan Indo-Pasifik.
Baca juga:
- Di Hadapan Pemimpin Jepang, Korea Selatan dan China, Presiden Jokowi Ajak Hormati Hukum Internasional
- Presiden Jokowi Sebut ASEAN dan Jepang Bertanggung Jawab Jaga Kawasan yang Stabil, Damai dan Sejahtera
- Sebut Korea Selatan Partnership of The Future, Presiden Jokowi Tekankan Empat Hal
- Diplomatnya Ditahan Iran Sejak April 2022, Uni Eropa: Kami Tidak akan Berhenti Sampai Dibebaskan
"ASEAN menjadi pusat dari komitmen Amerika Serikat di Indo-Pasifik," sebut Wapres Kamala Harris.
"Strategi Amerika Serikat di Indo-Pasifik jelas, kami berkomitmen pada sentralitas ASEAN. Kami berkomitmen pada hukum dan norma internasional," tandasnya.