Presiden Bank Dunia Sebut Mangrove Sangat Penting untuk Serap Emisi Karbon

BANTEN - Presiden Bank Dunia (World Bank) Ajay Banga menyatakan keberadaan hutan mangrove (bakau) sangat penting untuk mencegah erosi tanah, menyerap emisi karbon, serta mengubah kehidupan masyarakat.

“Hutan bakau tidak hanya berguna untuk erosi tanah dan karbon, tetapi juga untuk mengubah kehidupan banyak keluarga. Saya sangat senang bahwa pemerintah Indonesia telah mengambil ide untuk meregenerasi kawasan mangrove sebagai bagian dari proyek Net Sink,” katanya dikutip dari Antara, Senin, 4 September.

Proyek Indonesia's Forestry and other Land Uses (FOLU) Net Sink 2030 adalah aksi mitigasi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor kehutanan dan lahan dengan kondisi tingkat serapan sudah lebih tinggi dari tingkat emisi pada 2030.

Proyek ini bagian dari implementasi Nationally Determined Contributions (NDC), yakni dokumen yang memuat komitmen dan aksi iklim sebuah negara kepada dunia yang dikomunikasikan melalui United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).

Pemerintah Indonesia menargetkan tingkat emisi GRK) sebesar minus 140 juta ton karbon dioksida ekuivalen.

Mangrove dinilai sangat penting bagi ekologi karena tidak hanya menyerap karbon jauh lebih banyak dibandingkan pohon lainnya, tetapi juga memberikan penghidupan bagi masyarakat yang bergantung pada hutan bakau. Mulai dari menghasilkan perikanan yang lebih baik hingga produk-produk seperti batik dari pewarna mangrove jenis rhizophora, serta dodol dan rempeyek dari buah bakau.

“Wanita-wanita luar biasa ini (pelaku-pelaku usaha penghasil produk berbasis mangrove yang ditemui oleh Presiden Bank Dunia di Teluknaga) menggunakan produk ini untuk menjalani hidup mandiri. Ketika anda menjadi perempuan mandiri, anda mengubah kehidupan sebuah keluarga,” ucapnya.

Menurut Banga, ambisi mereka tidak hanya mencapai target yang telah ditetapkan dalam proyek Net Sink, tetapi juga menciptakan perbedaan bagi dunia.

“Ambisi mereka adalah untuk membuat perbedaan bagi dunia karena menanam bakau adalah kebaikan global, dan Indonesia membantu dunia dalam melakukan hal seperti ini,” ungkap Presiden Bank Dunia.