Kim Jong-un Sebut Tindakan AS, Korsel dan Jepang Buat Perairan di Semenanjung Korea Jadi Tidak Stabil dengan Bahaya Perang Nuklir

JAKARTA - Kim Jong-un menyebut latihan pertahanan rudal angkatan laut bersama yang digelar Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan yang digelar Hari Selasa, menciptakan perairan paling tidak stabil dengan bahaya perang nuklir, menginginkan angkatan laut Korea Utara siaga.

Ketiga negara tersebut melakukan latihan di perairan internasional di lepas pantai Pulau Jeju, Korea Selatan, untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mendeteksi dan melacak target, serta berbagi informasi jika terjadi provokasi oleh Pyongyang, kata militer Korea Selatan.

Latihan tersebut dilakukan ketika Kim Jong-un menyerukan modernisasi senjata dan peralatan angkatan lautnya, mengkritik peningkatan kehadiran aset strategis AS di wilayah tersebut.

Dalam pidatonya untuk memperingati Hari Angkatan Laut, Pemimpin Kim mengatakan "bos geng" Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan mengumumkan latihan militer gabungan secara rutin.

"Karena tindakan konfrontatif AS dan kekuatan musuh lainnya yang ceroboh, perairan di Semenanjung Korea telah menjadi pusat konsentrasi peralatan perang terbesar di dunia, perairan paling tidak stabil dengan bahaya perang nuklir," kata ujar Pemimpin Kim seperti mengutip Reuters dari KCNA 29 Agustus.

Dalam pertemuan mandiri pertama antara para pemimpin AS, Korea Selatan, dan Jepang, ketiganya sepakat untuk memperdalam kerja sama militer dan ekonomi, seiring dengan upaya mereka untuk memproyeksikan persatuan dalam menghadapi meningkatnya kekuatan Tiongkok dan ancaman nuklir Korea Utara.

Sebelumnya, Korea Selatan dan Amerika Serikat pekan lalu memulai latihan musim panas 'Ulchi Freedom Shield', yang dirancang untuk meningkatkan tanggapan bersama terhadap ancaman nuklir dan rudal Korea Utara. Pyongyang telah lama mengecam latihan tersebut sebagai latihan perang.

"Situasi yang ada mengharuskan angkatan laut kita untuk mengerahkan seluruh upayanya, dalam melengkapi kesiapan perang untuk mempertahankan kewaspadaan tempur yang konstan," tegas Pemimpin Kim.

Ia juga menambahkan, kekuatan angkatan laut akan menjadi bagian dari "pencegahan nuklir negara yang melaksanakan tugas strategis".