Tak Ada Lonjakan Penderita ISPA di Jakpus Meskipun Cuaca Buruk
JAKARTA - Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat (Sudinkes Jakpus) mengklaim tidak ada lonjakan kasus Infeksi Pernapasan Saluran Akut (ISPA) di Jakarta Pusat meski kualitas udara Jakarta terus memburuk.
"Belum ada lonjakan sampai saat ini seperti biasa saja. Orang mungkin berpikir ISPA itu infeksi saluran pernafasan akut. Sebenarnya kalau penyakit ISPA itu setiap saat ada," kata Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Pusat, Rismasari kepada wartawan, Selasa, 15 Agustus.
Rismasari mengimbau agar masyarakat tetap melakukan penjagaan diri untuk mencegah terkena ISPA.
"Beberapa contohnya adalah dengan rajin mencuci tangan dengan sabun, istirahat cukup, rutin berolahraga, tidak merokok, dan makan gizi seimbang," ucapnya.
Rismasari juga meminta masyarakat memakai masker jika sedang menderita ISPA.
"Lalu, tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk," tambahnya.
Baca juga:
- 52 Kapal Terbakar, Nelayan di Pelabuhan Perikanan Pantai Jongor Tegal Belum Bisa Bekerja
- Kebakaran Hebat di Pelabuhan Jongor Tegal, 52 Kapal Ludes Dilalap Api
- Korsleting Pada Charging Attaction yang Menyebabkan Halte TransJakarta Tendean Terbakar
- Tiang listrik di Ciputat Roboh Ditabrak Truk, Sebabkan Kabel Udara Menjuntai ke Jalan Ganggu Pengguna Jalan
Sementara dari catatan Sudin Kesehatan Jakarta Pusat, tercatat ada 132.851 kasus ISPA hingga bulan Juli 2023.
Dalam fenomena ini, Rismasari mengatakan bahwa pihaknya hanya menangani dampak dari lingkungan bercuaca buruk, sementara untuk penyebab kualitas udara merupakan kewenangan Lingkungan Hidup.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat rata-rata seratus ribu warga di Jakarta terserang penyakit infeksi saluran pernapasan atau ISPA setiap bulannya.
Berdasarkan data laporan ISPA di DKI Jakarta pada tahun 2023, tercatat 102.609 kasus ISPA pada bulan Januari, 104.638 kasus pada bulan Februari, 119.734 pada bulan Maret, 109.705 pada bulan April, 99.130 pada bulan Mei, dan 102.475 pada bulan Juni.