Dukung Ketahanan Pangan, Moeldoko Dorong Petani Muda di Pasuruan Hasilkan Produk Benih Padi Unggul
PASURUAN – Kepala Staf Kepresidenan, Dr. Moeldoko, mengunjungi lokasi produksi benih padi di kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu 12 Agustus.
Kunjungan ini untuk melihat secara langsung proses produksi benih padi mulai dari tahapan penelitian, penanaman, pengolahan, hingga pengemasan. Hal ini sebagai dukungan terhadap ketahanan pangan nasional.
Salah satu yang menarik perhatian Moeldoko adalah produksi benih padi tersebut dikelola oleh petani-petani muda. Fakta ini, kata dia, menjadi jawaban atas keragu-raguan anak muda tentang masa depan pertanian.
“Apalagi mereka (petani muda) tidak hanya bergulat di sektor pertanian sebagai pekerja, tapi menyiapkan benih yang sangat baik untuk disajikan kepada petani,” tegas Moeldoko.
“Saya senang dan bangga ternyata masih banyak anak muda yang bukan hanya mencintai, tapi benar-benar paham tentang pertanian,” tambahnya.
Baca juga:
Begitu tiba di lokasi produksi benih padi yang terletak di kecamatan Sukorejo, kabupaten Pasuruan ini, Moeldoko langsung turun ke sawah. Ia pun melihat lebih dekat para petani muda dalam melakukan proses tanam dan perawatan benih padi. “Masa tanamnya 3 bulan,” tutur Moeldoko menirukan jawaban salah satu petani muda yang ada di lokasi.
Selanjutnya Moeldoko beranjak menuju tempat pengolahan. Di tempat ini hasil panen benih padi mengalami proses pengeringan, dormansi atau waktu tunggu benih, pengemasan, hingga dipasarkan. Untuk menghasilkan benih padi unggul dari proses penelitian, tanam, pengolahan, hingga pendistribusian dibutuhkan waktu 5 bulan.
“Ini yang harus dipahami oleh masyarakat, betapa panjang proses penyiapan benih dari tanam sampai distribusi. Tidak semudah apa yang dibayangkan. Sebagian dari kita hanya tahu beras atau nasi ada di atas meja,” ujarnya.
Dalam kunjungannya, Moeldoko memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya petani muda di kabupaten Pasuruan dalam mengembangkan benih padi unggul. Ia menyatakan, apa yang dilakukan petani muda tersebut benar-benar menentukan nasib petani dan ketersediaan pangan nasional.
Sementara itu, salah satu petani muda, Rofiq Zamroni, mengklaim benih padi yang dihasilkan memiliki banyak keunggulan. Seperti tahan terhadap serangan hama, potensi hasil panen yang tinggi, yakni bisa mencapai 9 ton lebih, waktu panen lebih cepat, dan rasanya juga enak. “Tentu ini akan menguntunkan petani,” ucap Zamroni yang berperan di bidang penilitian dan pengembangan.
Ketahanan pangan masih menjadi salah satu isu strategis di dalam negeri. Terlebih Indonesia akan menghadapi El Nino, yakni fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur. Fenomena tersebut berpotensi mengganggu ketahanan pangan nasional karena adanya ancaman gagal panen, terutama pada lahan pertanian tadah hujan.
“Nasib petani itu sangat tergantung dengan benih. Bayangkan kalau kamu (petani muda) menyiapkan benih pada para petani kurang bagus, dia harus menunggu kurang lebih tiga bulan, tahu-tahu panen gagal. Nah itu salah satu bagaimana benih begitu penting bagi para petani,” pesan Moeldoko.