Banjir di Kudus, Warga Belum Mau Mengungsi

JAKARTA - Warga terdampak banjir di sejumlah desa di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, belum mau mengungsi. Padahal banjir belum surut dan curah hujan juga masih tinggi.

"Meskipun debit air Sungai Wulan sudah mulai menurun, namun genangan banjir yang terjadi di beberapa desa di Kabupaten Kudus belum surut seluruhnya," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsaiagaan BPBD Kudus Wiyoto di Kudus, dilansir Antara, Selasa, 2 Februari. 

Bahkan, kata dia, akses jalan beberapa perkampungan juga masih tergenang. "Belum bisa dilalui kendaraan bermotor," ujar dia.

Beberapa rumah warga juga sudah kemasukan air, meskipun ketinggiannya hanya sebatas mata kaki orang dewasa. Sepanjang masih bisa ditempati, warga biasanya lebih memilih bertahan di rumah ketimbang harus mengungsi.

Jumlah desa yang terdampak banjir, kata dia, tidak hanya empat desa saja, melainkan lebih karena curah hujan tinggi di Kabupaten Kudus mengakibatkan desa yang langganan banjir kembali terdampak.

Jika sebelumnya yang dilanda banjir hanya di Desa Setrokalangan, Desa Kedungdowo, Desa Banget, dan Desa Blimbing Kidul (Kecamatan Kaliwungu), maka saat ini sudah bertambah seperti Desa Jati Wetan (Kecamatan Jati) serta Desa Mejobo dan Golantepus (Kecamatan Mejobo).

Khusus Desa Mejobo dan Golantepus, diperkirakan saat hujan turun, genangan banjir akan berkurang karena penyebabnya hanya limpasan air dari Sungai Dawe dan Piji.

Sementara desa lainnya, masih menunggu curah hujan turun dan debit air di Sungai Wulan yang tidak naik karena ada sungai yang mengaliri airnya.

Adapun tempat pengungsian yang disediakan, yakni di kantor Kecamatan Kaliwungu. Sedangkan dapur umumnya dipusatkan di sebuah masjid di Kedungdowo yang setiap harinya menyiapkan nasi bungkus hingga 4.000 bungkus.

Untuk posko kesehatan disiapkan di dua lokasi, yakni di Desa Setrokalangan yang bisa melayani pula warga di Kedungdowo karena jaraknya dekat serta di Desa Banget yang juga bisa melayani warga di desa lain yang terdampak banjir.