Kikan Cokelat Ceritakan Riwayat Penyakit Sang Ibu Sebelum Meninggal Dunia
JAKARTA - Indira Damayanti, ibu dari Kikan Cokelat meninggal dunia pada Selasa, 8 Agustus siang pukul 13.20 WIB. Mendiang diketahui memiliki riwayat penyakit cukup panjang sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
Kikan mengatakan bahwa riwayat penyakit sang ibu bisa dibagi ke dalam dua babak, yang mana dimulai sejak tujuh tahun lalu ketika sang ibu menderita kanker payudara.
“Jadi, sebetulnya memang itu terbagi menjadi dua babak kalau secara kronologis. Tujuh tahun yang lalu ibu saya itu divonis kanker payudara, tapi November tahun lalu dinyatakan sudah bersih, sudah sembuh, sudah menjadi cancer survivor,” ungkap Kikan Cokelat kepada awak media di Ciputat, Tangerang Selatan pada Selasa, 8 Agustus malam.
Namun, sang ibu kembali divonis menderita kanker setelah tiga bulan kemudian. Ia menyebut sel kanker telah menyebar ke liver (hati) sang ibu.
“Tapi ya memang sudah takdirnya ya, Februari tahun ini tiba-tiba diketahui atau terdeteksi ada penyebaran ke livernya. Jadi, secara garis besar kalau ditanya ibu saya berpulang karena apa, ya karena kanker liver,” tutur penyanyi dengan nama asli Namara Surtikanti itu.
Tidak berhenti sampai di situ, almarhumah juga mengalami penurunan fungsi ginjal yang membuatnya harus cuci darah rutin.
“sejak dua bulan lalu waktu ibu saya kemudian mengalami penurunan fungsi ginjal, akhirnya beliau diharuskan untuk menjalankan proses cuci darah,” katanya.
Baca juga:
Sebelum sang ibu menghembuskan nafas terakhirnya, Kikan mengaku sempat berkomunikasi. Namun, tak ada obrolan khusus saat itu. Vokalis band Cokelat itu hanya bertanya kondisi yang dialami ibunya setelah cuci darah.
“Sebenarnya sih obrolan ringan aja. Pada dasarnya, ibu kan sakitnya cukup berat, dan tadi malam memang habis proses cuci darah, tadi pagi tuh sebenarnya obrolannya tentang itu, 'bagaimana tadi malam, bisa istirahat?', dia bilang bisa,” kata Kikan.
“Karena proses cuci darah sendiri nggak sebentar ya, makan waktu sekitar 4 jam. Ibu semalam baru selesai jam 2 dini hari. Ya masih bisa ngobrol, walaupun sedikit mengeluh badannya kesakitan. Saya pun dalam hati sudah mengikhlaskan, nggak tega juga lihat ibu kesakitan. Ya saya bilang kalau sudah waktunya ibu pulang ya saya ikhlas,” pungkasnya.