Kegagalan di Kanada Jadi Titik Balik Kesuksesan Carlos Alcaraz
JAKARTA - Petenis nomor satu dunia asal Spanyol, Carlos Alcaraz mengungkapkan, hal yang mengubah kariernya di dunia tenis. Kegagalan di ATP Masters 1000 di Kanada pada tahun lalu menjadi titik awal kebangkitannya.
Sejak kegagalan itu, Alcaraz sudah memenangi dua turnamen grand slam, yakni US Open 2022 dan Wimbledon 2023. Selain itu, dia juga memenangi lima gelar lainnya dalam enam penampilan final.
Gelar itu diraih saat tampil di Argentina, Indian Wells, Barcelona, Madrid, dan Queen's.
"Saya telah bermain di stadion besar, pertandingan besar, berjuang untuk hal-hal besar. Saya pikir itu sangat membantu saya untuk berkembang sebagai pemain, sebagai pribadi," ujar Alcaraz.
"Setahun kemudian, saya benar-benar berbeda," lanjutnya, seperti dilansir dari AFP via Antara.
Alcaraz kemudian mengaku tak ingin melupakan kesuksesannya di ajang Wimbledon 2023. Dia pun menempatkan trofi kemenangannya di ruang tamu agar selalu melihatnya.
Alcaraz mengatakan, dirinya masih sulit percaya bisa memenangi turnamen grand slam tersebut. Pasalnya, dia masih berusia sangat muda, yakni 20 tahun.
"Saya memiliki trofi Wimbledon di ruang tamu saya, jadi setiap kali saya makan siang atau makan malam bersama keluarga, saya melihatnya. Itu adalah sesuatu yang tidak ingin saya lupakan," kata Alcaraz.
"Saya hanya punya waktu seminggu untuk memikirkannya... perlu sedikit lebih banyak karena sulit untuk dipercaya."
Alcaraz menyebut kemenangan Wimbledon pada usia 20 tahun hanya dalam penampilan ketiganya adalah sesuatu yang diimpikan ketika mulai bermain tenis.
"Bagi saya itu adalah pencapaian dan saya harus meluangkan waktu untuk memikirkannya karena saya masih tidak percaya," ujar Alcaraz.