Survei LSN: 45,3 Persen Publik Yakin Prabowo Dapat Endorsement Jokowi
JAKARTA - Hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) pada 10 hingga 19 Juli 2023 menunjukkan 45,3 persen publik meyakini Prabowo Subianto kemungkinan besar mendapatkan dukungan (endorsement) Presiden Jokowi menjadi capres 2024.
"Sebanyak 45,3 persen responden meyakini bahwa tokoh yang akan mendapatkan endorsement dari Presiden Jokowi untuk menjadi calon Presiden R 2024-2029 adalah Prabowo Subianto," kata Direktur Eksekutif LSN Gema Nusantara Bakry dilansir ANTARA, Rabu, 26 Juli.
Dia menyebut keyakinan publik Prabowo akan di-endorse Presiden Jokowi bahkan terus meningkat dari waktu ke waktu.
Sementara itu, lanjut dia, sebanyak 30,2 persen publik meyakini Ganjar Pranowo yang kemungkinan besar akan mendapatkan endorsement dari Jokowi untuk menjadi capres periode mendatang.
"Keyakinan publik bahwa Ganjar lah yang akan mendapatkan endorsement justru terus menurun, saat ini tinggal 30,2 persen publik yang meyakini bahwa Ganjar akan di-endorse oleh Jokowi untuk menjadi Presiden RI," ujarnya.
Hasil survei mencatat secara berturut-turut tokoh nasional lainnya yang kemungkinan besar akan mendapatkan endorsement Presiden Jokowi untuk menjadi bakal capres yakni Erick Thohir sebanyak 8,4 persen, dan Mahfud MD sebanyak 6,2 persen.
Adapun 5,5 persen publik menjawab tokoh lainnya, serta 4,4 persen sisanya menjawab tidak tahu.
Survei LSN ini mencatat tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi mengalami peningkatan dibandingkan survei LSN sebelumnya pada Juni 2023.
Di mana sebanyak 75,6 persen responden mengaku puas dan sangat puas terhadap kinerja Presiden Jokowi.
"Dan hanya 22,3 persen yang mengaku kurang atau tidak puas," ucapnya.
Menurut dia, tingginya tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi ini berpengaruh pada approval rating Jokowi dan pada gilirannya akan berpengaruh pada konstelasi persaingan elektabilitas tiga capres papan atas.
Temuan hasil survei LSN itu dilakukan terhadap 1.420 responden dengan teknik pengambilan sampel secara acak bertingkat. Responden yang dijadikan sampel adalah berusia minimal 17 tahun atau sudah memiliki KTP.
Survei yang dilakukan di 34 provinsi di Indonesia itu menggunakan teknik wawancara tatap muka dengan toleransi atau batas kesalahan (margin of error) sekitar 2,6 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.