Pascaterbakar, Kemenhub Angkat Kerangka Kapal KLM Sagam Berkah di Pelabuhan Sunda Kelapa

JAKARTA - Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut berkomitmen untuk mengawal dan mendorong percepatan proses penyingkiran kerangka kapal KLM Sagam Berkah di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, sesegera mungkin sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Kapal Layar Motor (KLM) Sagam Berkah merupakan kapal konstruksi kayu dengan jenis kargo, berbendera Indonesia, dan memiliki call sign YC.4298 yang terbakar pada 3 Mei 2023 di Dermaga Pelra Sunda Kelapa, Jakarta Utara.

"Kami akan terus memberikan informasi terkini sehubungan dengan perkembangan penyingkiran kerangka kapal KLM Sagam Berkah," kata Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Sunda Kelapa, Aries Wibowo dikutip ANTARA, Minggu 16 Juli.

Kemenhub juga mengimbau kepada masyarakat dan pihak terkait untuk tetap memperhatikan keselamatan dan koordinasi dalam melaksanakan kegiatan di sekitar area yang terdampak.

Aries mengungkapkan kapal dengan berat kotor (gross tonnage) sebesar GT 245 ini terbakar di Dermaga Pelra Pelabuhan Sunda Kelapa pada tanggal 3 Mei 2023, pukul 05.00 WIB. Kegiatan muatannya adalah mengangkut semen dengan sebagai PT. Bahari Bintang Prima sebagai pemilik.

Pada saat kejadian tersebut, tim pemadam kebakaran dari Damkar Ancol bersama dengan Pelindo dan tim KSOP Sunda Kelapa berhasil memadamkan api pada pukul 07.30 WIB. Namun, kerangka kapal pasca kebakaran hingga kini masih terendam dan sebagian badan kapal menghalangi alur keluar masuk kolam terminal Pelra sejak tanggal 4 Mei 2023.

Sebagai tindak lanjut, DPC Pelra dan pemilik kapal telah melakukan upaya pengapungan dan penyingkiran kerangka kapal melalui pemompaan secara manual. Namun, terjadi kebocoran kembali yang menyebabkan proses ini belum berhasil dilaksanakan.

Akibatnya, kapal KLM lainnya yang berada di dalam Pelra tidak dapat melalui alur tersebut. Tim KSOP Sunda Kelapa dan DPC Pelra telah melakukan peninjauan dan memantau proses pemompaan air dari badan kapal tersebut.

DPC Pelra dan pemilik kapal telah melakukan upaya pengapungan dan penyingkiran kerangka kapal secara manual dengan menggunakan pemompaan air, namun upaya tersebut mengalami kebocoran dan belum berhasil.

"Hal ini menyebabkan kapal KLM lainnya yang berada di dalam Pelra tidak dapat melewati alur yang terhalang tersebut. Sebagai alternatif, kegiatan kapal KLM yang lain dialihkan ke Dermaga Pelnas," katanya.