Bicara soal Buzzer Politik, Prabowo: Menghujat dan Menghardik Itu Tak Produktif
JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bicara soal pendengung atau buzzer yang kerap muncul di media sosial. Katanya masyarakat di Tanah Air sebenarnya tak suka adanya narasi politik kasar dan menjatuhkan tokoh tertentu.
"Politik kita harus unik, harus khas. Politik kita harus bijaksana, cerdas, dan penuh kesadaran," kata Prabowo dalam acara Mata Najwa di Narasi TV yang dikutip pada Sabtu, 1 Juli.
"Menghujat dan menghardik itu menurut saya tidak produktif," sambungnya.
Menteri Pertahanan tersebut juga angkat bicara soal sebutan 'cebong' atau 'kampret' yang kerap didengungkan buzzer di media sosial. Prabowo tak mau dua kata yang sempat ramai di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kembali terdengar.
Lagipula dia sudah melakukan rekonsiliasi dengan lawan politiknya yaitu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengalahkannya sebanyak dua kali di Pilpres 2014 dan 2019. "Rakyat tidak suka pemimpin yang saling mengejek dan mengekang," tegas eks Danjen Kopassus itu.
Baca juga:
Lebih lanjut, Prabowo menyatakan dirinya tak pernah menganggap lawan politik dalam kontestasi sebagai musuh permanen. Katanya, mereka hanya pesaing saat kontestasi.
Hal ini yang membuat Prabowo berencana merangkul semua pihak jika terpilih di Pilpres 2024. "Kalau saya menang. Insyaallah, menang, saya akan mengajak semua unsur masuk dalam pemerintahan. Kita harus bersatu membangun negeri. Itu keyakinan saya," ujarnya.
"Analoginya, saya suka sepak bola. Team work. Kita bisa menang kalau sebelas orang ini kerja sama. One team. Ini yang bisa jadi juara, Indonesia perlu kerja sama ini," pungkas Prabowo.