Olahraga Lari Bisa Jadi Solusi Mengatasi Masalah Kesehatan Mental, tapi...
JAKARTA - Olahraga lari menjadi salah satu cara untuk menurunkan tingkat kecemasan. Pasalnya, olahraga satu ini bisa mendorong produksi hormon endorfin yang membuat perasaan menjadi lebih bahagia.
Hal ini disampaikan psikolog Farah Djalal saat gelaran #pelarianweekenders di Jakarta, Minggu, 25 Juni. "Lari itu sebenarnya bisa untuk mengakhiri kecemasan karena meningkatkan hormon endorfin yang bikin kita jadi happy," kata Farah.
CEO sekaligus pendiri HatiPlong tersebut mengatakan, aktivitas fisik dan kesehatan mental memiliki keterkaitan karena kondisi fisik dan mental seseorang terhubung dan saling mempengaruhi satu sama lain.
"Kesehatan fisik sama mental jadi satu, kalau mental kita terganggu, sudah mulai sakit perut, sakit leher, sakit pinggang. Sebaliknya juga kalau kita punya sakit fisik, mental juga kena," kata Farah menambahkan.
Meski olahraga lari dinilai cukup efektif dalam menurunkan kecemasan, namun, dia mengingatkan untuk tetap memperhatikan kondisi pribadi masing-masing terkait kecocokan kondisi mental dan upaya penanganan yang dilakukan.
"(Olahraga lari) cukup efektif, tapi balik lagi ke diri sendiri apakah lari itu cocok buat diri kamu, kalau lari malah bikin stres berarti itu bukan kegiatan yang cocok buat diri kita makanya kenali diri kita ini cocoknya sama apa," ujarnya, seperti dilansir dari Antara.
Selain itu, dalam melakukan rutinitas olahraga lari tidak dianjurkan memaksakan diri dengan berlari sejauh atau selama mungkin, tetapi, perlu disesuaikan dengan kapasitas dan kemampuan tubuh masing-masing.
"Lari itu sebenarnya personal karena itu terapi buat diri masing-masing, jadi, (lari) sekuatnya dan secukupnya. Dengarkan badan saja kapan mesti cepat kapan mesti berhenti, yang penting untuk rilis isu mentalnya, jadi, terserah kita mau kayak apa," kata Farah.
Misi untuk mengajak masyarakat lebih peduli dan menumbuhkan kesadaran kolektif akan isu kesehatan mental membuat Farah dan beberapa koleganya menggagas ajang #pelarianweekenders. Ajang ini tak hanya menggelar kegiatan lari, tetapi juga menghadirkan safe space berupa sesi curhat dan diskusi.
Baca juga:
- Atlet Mancanegara Ramaikan Liga Tenis Meja Indonesia, Perebutkan Total Hadiah Rp2,5 M
- Juarai Taipei Open 2023, Ini Jumlah Uang Hadiah Chico Aura Dwi Wardoyo
- Beri Jam Terbang, PSSI Tunjuk Bima Sakti Jadi Pelatih Timnas untuk Piala Dunia U-17
- Dilantik oleh KONI, Agus Suparmanto Sah Menjadi Ketua Umum PB IKASI
Kegiatan ini juga sekaligus menghadirkan psikolog bagi siapa saja berkenan untuk berkonsultasi, serta menghelat beragam aktivitas positif.
Salah satu penggagas #pelarianweekenders, Iman Sadeqh menjelaskan, lewat gerakan ini pihaknya percaya bahwa orang harus dan dapat menemukan cara yang sehat dan lebih baik untuk mengelola masalah kesehatan mental.
"Kali ini, seperti tahun lalu, kami melambangkan #pelarian kami dengan berlari bersama dari mana saja, dengan siapa saja, sejauh apa pun, dengan satu tujuan. Ke depannya, kegiatan ini akan menyentuh dan menghadirkan lebih banyak lagi aktivitas; musik, seni, kuliner, olahraga, gaya hidup, fashion, dan lainnya," jelasnya.
Sementara CEO Dash Sports, Alit Aryaguna menuturkan, kegiatan ini sudah dimulai sejak tahun 2022 saat pandemi masih menimpa Indonesia. Saat itu, banyak yang mengalami masalah kesehatan mental.
"Rencananya kegiatan ini akan diadakan reguler setiap bulan. Konsepnya siapa pun bisa ikut, semoga bisa mengajak orang agar kegiatan ini bisa lebih besar," tutur Alit.