Dear Jemaah Haji Indonesia Jangan Sepelekan Batuk Pilek, Ketersediaan Obatnya di KKHI Makkah Sempat Habis
JAKARTA - Tim Amirul Hajj meminta jemaah haji Indonesia tidak menganggap remeh batuk dan pilek. Disarankan jika sudah ada gejala segera memeriksakan diri ke klinik kesehatan.
Hal itu disampaikan anggota Amirul Hajj Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid saat meninjau Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah, Arab Saudi, Jumat 23 Juni.
"Jemaah haji hati-hati dengan penyakit batuk pilek ya, jangan menganggap itu sepele didiemin saja. Lebih baik ke klinik di kloter masing-masing. Itu kan ada pusat kesehatannya, langsung ke sana minta obat," ujarnya, disitat Antara.
Selain itu, kata Alissa, jemaah haji yang menderita penyakit batuk pilek untuk memakai masker agar tidak menularkan penyakit ke jemaah lain.
"Kedua, langsung pakai masker supaya tidak menularkan yang lain. Ketiga, istirahat yang cukup," katanya.
Putri sulung Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini juga mengajak jemaah calon haji untuk fokus pada rukun dan wajib haji.
"Jangan berlebih-lebihan karena ini lagi di Tanah Suci kita maksimalkan, jangan seperti itu. Kepentingannya adalah menyelesaikan rukun haji dan wajib haji dengan sempurna supaya kita tetap sehat," ujarnya.
Baca juga:
Dalam kunjungannya ke KKHI, menurut Alissa, Tim Amirul Hajj mengaku senang dan mengapresiasi pelayanan kesehatan berjalan dengan baik.
"Kami sudah lihat beberapa fasilitas, bertemu pasien. Kami senang dan mengapresiasi klinik berjalan dengan baik dan yang paling menyenangkan itu melihat banyak yang kosong. Itu kalau ada tempat tidur kosong, artinya tidak dibutuhkan. Artinya, kesehatan jemaah cukup baik," katanya.
Alissa juga menekankan pentingnya upaya-upaya pencegahan dan mitigasi, karena jamaah calon haji Indonesia pada tahun ini sebagian diantaranya sudah lanjut usia (lansia) tentu dengan risiko tinggi (risti) masalah kesehatan.
Sementara itu Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kemenkes Arianti Anaya menyambut baik kedatangan Tim Amirul Hajj ke KKHI Makkah.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh Tim Amirul Hajj. Kunjungan ini memberikan semangat kepada kami sebagai tenaga kesehatan yang ditugaskan mengawal jamaah haji," katanya.
Arianti mengaku ada beberapa masalah yang dihadapi layanan kesehatan karena pada tahun ini jumlah jemaah haji cukup besar dengan usia yang tidak dibatasi, ditambah cuaca panas hingga mencapai 40 derajat Celsius.
"Problem yang kami hadapi ini lansia cukup tinggi, tidak ada pendamping. Ini membuat kami kesulitan untuk berkomunikasi. Mereka juga tidak tahu obatnya apa, dasar penyakitnya apa. Ini pula yang menyebabkan cukup tinggi kasus kematian dari jamaah haji," kata Arianti.
Arianti menyebut banyak jemaah haji yang terserang penyakit Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan dapat diselesaikan di klinik kesehatan yang ada di kloter.
"Kami lihat banyaknya jemaah yang sakit itu ISPA. Biasanya bisa di selesaikan di kloter. Kalau yang di KKHI biasanya sudah masuk pneumonia. Kita juga ada 300 pasien di RSAS yang umumnya menderita penyakit jantung," katanya.
Terkait ketersediaan obat-obatan di KKHI di Makkah, Arianti mengakui ada beberapa obat yang sampai kehabisan dan tidak menyangka kasusnya cukup besar, terutama batuk, pilek, dan juga demensia.
Tidak hanya obat-obatan, pihaknya juga menyiapkan dokter-dokter spesialis jantung dan paru untuk melayani jamaah haji dan berharap ke depan jamaah yang diberangkatkan telah memenuhi persyaratan.
"Ini menjadi evaluasi kita bersama ke depannya untuk bisa memberangkatkan jamaah haji sudah memenuhi persyaratan, karena kami menemui jemaah baru datang sudah sakit," ucapnya.