Pilot Susi Air Belum Ditemukan, Kapolda Papua Ancam Pidana Masyarakat Bantu KKB
JAKARTA - Pilot Susi Air asal Selandia Baru, Phillip Mark Mehrtens yang disandera KKB Papua sejak bulan Februari lalu, sampai saat ini belum ditemukan.
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fakhiri mewanti-wanti kepada semua unsur masyarakat maupun pemerintah. Jika terlibat aktif dalam kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang dipimpin Egianus Kogoya dalam melancarkan aksinya, mereka bakal berhadapan dengan proses hukum.
"Saya tidak akan main-main lagi dan saya sudah warning tapi mereka selalu main-main dengan itu, jika ada yang memberikan uang kepada KKB dan memenuhi unsur yang saya katakan, periksa," kata Fakhiri dalam keterangannya, Sabtu, 17 Juni.
Fakhiri menuturkan, tim Satgas Damai Cartenz memusatkan penelusuran di sekitar wilayah Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan untuk mencari Phillips Mehrtens.
"Kami sudah mengambil langkah mulai dari tahap awal sampai dengan terakhir. Saya juga sudah bertemu dengan semua pihak maupun Tokoh agama, tokoh masyarakat untuk dapat bernegosiasi dengan kelompok Egianus Kogoya," ungkap dia.
Terkait dengan batasan waktu yang di share oleh kelompok Egianus Kogoya, Fakhiri mengatakan bahwa ini akan menjadi sebuah pertimbangan secara cermat untuk pihaknya melihat proses tersebut secara kehati-hatian dalam mengambil langkah-langkah penegakan hukum.
Baca juga:
- Laga Timnas Indonesia Vs Argentina di SUGBK Dikawal 5.596 Aparat Gabungan
- Selain Direkomendasikan PPP Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno Juga Ditunjuk Jadi Ketua Bapilu Pemilu 2024
- Polisi Amankan Tiga Calon Pekerja Migran Indonesia Akan Dijadikan Admin Judi Online
- WN Prancis Ditahan karena Robek Salinan Al Quran di Yunani
"Kami tidak mau nanti dampak yang kita lakukan itu bisa berakibat fatal pada pilot tersebut dan tentunya kami sudah memetakan bagaimana posisi yang ada pada pilot serta akan membuat rapat khusus untuk mengambil langkah-langkah cepat dalam sisa waktu yang ada ini untuk bisa betul-betul baik langkah negosiasi dan penegakan hukum akan kita lakukan," urainya.
Lebih lanjut, Fakhiri mengatakan pihaknya selalu menyiapkan ruang untuk bernegosiasi dan untuk siapapun yang merasa mampu berkomunikasi aparat keamanan akan memberikan jaminan untuk silahkan berkomunikasi tapi juga mempunyai batas waktu.
“Saya tidak bisa memberikan waktu cukup lama karena kami kan selalu ditanya sudah berapa lama kapan tentunya kecermatan dan ketelitian ini yang kita selalu dihitung dengan baik dan diperhatikan,” imbuh dia.