Gunung Lokon Sulut Erupsi Semburkan Abu Vulkanik 350 Meter, Warga Diminta Menjauh 1,5 Km dari Kawah

SULUT - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM mengimbau warga tidak melakukan aktivitas di sekitar kawah Tompaluan, Gunung Lokon, di Kota Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut).

Personel Pos Pengamatan Gunung Api Lokon, Armando Manguleh mengatakan berdasarkan pengamatan pada Rabu 14 Juni pukul 00.00-24.00 WITA, aktivitas Gunung Lokon belum melandai.

"Memang dalam dua hari belakangan ini terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik, biasanya dalam satu hari terekam gempa di bawah lima kali," ujarnya, di Tomohon, Sulut, Kamis 15 Juni, disitat Antara.

Secara visual, lanjut dia, Gunung Lokon masih tertutup kabut. Sementara asap kawah bertekanan sedang hingga kuat teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dengan tinggi 50-350 meter di atas puncak kawah.

Terekam juga sebanyak 20 kali gempa embusan amplitudo antara lima hingga 37 milimeter dengan durasi antara 10-55 detik.

Selain itu terekam sebanyak delapan gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo antara lima hingga 33 milimeter selama tiga hingga 10 detik serta dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo antara dua hingga 43 detik selama 55-155 detik.

"Status Gunung Lokon saat ini masih waspada level II," ujar Armando.

Beberapa rekomendasi PVMBG yaitu masyarakat dan wisatawan tidak mendekati dan melakukan aktivitas di dalam radius 1,5 kilometer (km) dari kawah Tompaluan.

Apabila terjadi letusan dan hujan abu, kata dia, masyarakat diimbau tetap berada di dalam rumah dan apabila berada di luar rumah disarankan menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kacamata).

PVMBG juga mengajak warga mewaspadai potensi lahar pada sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Lokon, terutama pada musim hujan.

Dua hari belakangan beredar di media sosial foto disertai narasi asap putih tebal dengan tinggi keluar dari kawah Tompaluan. Menurut dia, kemunculan asap putih tebal ini tidak biasa.

"Asap putih tebal yang muncul dari kawah selain karena ada aktivitas vulkanik, juga karena air hujan yang masuk dan bersentuhan langsung dengan panas di dalam kawah," sebut Armando.