Soal Konsolidasi Angkasa Pura I dan II, Wamen BUMN: Bisa Holding atau Merger

MAGELANG - Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan rencana konsolidasi PT Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II. Kata dia, saat ini pihaknya sedang mematangkan konsep terkait rencana konsolidasi.

Lebih lanjut, Tiko sapaan akrab Kartika mengatakan bahwa konsolidasi dilakukan guna mengoptimalkan layanan penerbangan nasional.

“Kan kita lihat AP I dan II beroperasi selama ini timur dan barat, konsepnnya hub and spoke. Kita ingin lakukan integrasi belum tentu merger. Sehingga pengaturan hub spoke udara benar-benar berjalan optimal,” ujarnya saat ditemui di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, ditulis Senin, 5 Juni.

Tiko mengatakan Indonesia sendiri telah memiliki dua superhub yakni Jakarta dan Denpasar, Bali. Selain itu, Indonesia juga punya hub lainnya yakni Surabaya, Makassar, dan Medan.

Menurut Tiko, adanya dua penglolaan bandara membuat penerbangan tidak memiliki konektivitas maksimal. Karena itu, Tiko berharap dengan adanya integrasi rute penerbangan akan menjadi lebih komperhensif.

“Dengan nantinya ada integrasi dalam bentuk holding atau merger harapan integrasi hub n spoke benar-benar efektif. Nantinya integrasi trafik luar dengan domestik bisa kita kerjasamakan. Kalau dulu terputus seolah-olah barat dan timur dua pengelola yang berbeda,” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney membuka dua alternatif untuk mengintegrasikan bisnis PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I dan PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II. Adapun opsi tersebut yakni merger dan pendirian Subholding Airport Co.

Direktur Utama InJourney, Dony Oskaria menjelaskan, kedua opsi tersebut akan dipilih salah satunya. Pemilihan dilakukan setelah proses penyetaraan kedua operator bandara pelat merah tersebut.

Dony mengatakan, proses penyetaraan terkait dengan komersial, aturan (policy), standard operating policy hingga struktur organisasi.

“Ini kita samakan dulu, kalau sudah sama muda bagi kita memikirkan mana alternatif yang terbaik, apakah merger dan akuisisi, bisa juga kita membentuk operating Co di atasnya sebagai subholding yang kita sebut Airport Co,” katanya di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin, 12 Desember.

Setelah penyetaraan dilakukan, kata Dony, InJourney bersama Kementerian BUMN akan menetapkan salah satu alternatif atas dua opsi yang sudah dicanangkan.

Adapun opsi pertama, bisnis AP I dan AP II akan digabungkan menjadi satu perusahaan atau melalui skema akuisisi diantara kedua perseroan.

Sementara opsi kedua dengan membentuk Subholding Airport Co yang nantinya mengelola dan mengontrol langsung semua bandara BUMN di Tanah Air.