Sembilan Kawasan di Malaysia Berjaga-jaga Cuaca Panas
JAKARTA - Departemen Meteorologi Malaysia (MET Malaysia) menempatkan sembilan kawasan di Semenanjung Malaysia dan Sabah di tahap berjaga-jaga cuaca panas pada Selasa sore.
Terdapat delapan kawasan di Semenanjung Malaysia dan satu di Sabah yang, menurut MET Malaysia, memiliki suhu maksimal harian 35 hingga 37 derajat Celsius sekurang-kurangnya dalam tiga hari berturut-turut. Catatan itu diperbarui pada Selasa, 30 Mei, pukul 16.40 waktu setempat.
Pasir Mas, Kuala Krai, Jeratut, Raub, Kuantan, Temerloh, Bentong dan Bera menjadi delapan daerah di Semenanjung yang ada dalam tahap berjaga-jaga cuaca panas. Sedangkan kawasan yang berstatus sama di Sabah yakni Kinabatangan.
Dilansir ANTARA, Wakil Dirjen Pasca Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana Malaysia (NADMA) Hussin Moh dalam sesi perbincangan di Selangor mengatakan Monsun Barat Daya di Malaysia berlaku mulai Mei hingga September 2023.
Musim tersebut membawa udara dengan kelembapan yang mengurangi curah hujan sehingga menyebabkan cuaca di Malaysia menjadi panas.
Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengatakan pemerintah siap menetapkan status darurat panas jika memang kondisi cuaca mengharuskan. Menurut Hussin, semua departemen terkait telah diminta untuk memantau keadaan.
Baca juga:
- Istana Bantah Jokowi 'Cawe-cawe' untuk Pengaruhi Hasil Pilpres 2024
- JK Dukung Jokowi ‘Cawe-cawe’ Asalkan untuk Pemilu Jujur dan Adil
- Anies Pastikan Koalisi Perubahan Tetap Solid, Fokus Adu Gagasan-Rekam Jejak
- Ombudsman Bakal Jemput Paksa Firli Bahuri dkk karena Tak Kooperatif soal Laporan Brigjen Endar Priantoro
Meski demikian, dia mengatakan sampai kini tidak ada pengumuman darurat panas karena masih ada di sejumlah kawasan yang turun hujan. Cuaca panas tidak secara terus menerus terjadi di satu kawasan, masih ada turun hujan meski jumlahnya mulai berkurang.
Media massa di Malaysia dalam beberapa hari terakhir melaporkan prediksi pengaruh El Nino yang akan terjadi terhadap ancaman kabut asap lintas batas yang dapat terjadi di kawasan ASEAN.
Suhu permukaan laut di timur Samudera Hindia menyebabkan berkurangnya uap air yang terbawa ke kawasan Asia Tenggara, termasuk Sumatera, Semenanjung Malaysia dan Singapura, saat masa Indian Ocean Dipole (IOD) positif terjadi, sehingga membuat hujan semakin berkurang.