Kerugian Kebakaran Gudang Perabotan di Mataram Capai Rp1 M, Polisi Turun Tangan

NTB - Polisi menyelidiki penyebab kebakaran gudang pemasok perabotan dapur di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kerugian dari insiden itu diperkirakan capai Rp1 miliar lebih.

"Apa yang menjadi penyebab kebakaran ini apakah karena korsleting listrik atau lainnya, kami masih selidiki," kata Kepala Polresta Mataram Kombes Pol. Mustofa di Mataram, NTB, Selasa 23 Mei, disitat Antara.

Dia mengatakan, kepolisian telah menggelar olah TKP dan pemeriksaan saksi. "Jadi, ada satu orang yang mendiami tempat ini (gudang), dari yang bersangkutan nanti akan kami dalami. Untuk korban jiwa, nihil," imbuhnya.

Kebakaran yang menimpa gudang perabotan di Jalan Ramayana, Kecamatan Cakranegara, Mataram, ini terjadi pada Senin 21 Mei, sekitar pukul 24.00 Wita.

Setelah api membesar, petugas kepolisian bersama pemadam kebakaran, TNI, Satpol-PP, dan warga sekitar turut membantu memadamkan api.

Petugas bersama warga yang memadamkan kebakaran baru bisa menjinakan si jago merah pada Selasa 22 Mei, sekitar pukul 03.30 Wita.

Mustofa menyampaikan terkait penyebab api cepat menyebar melalap bangunan beserta seluruh isi gudang.

"Api cepat menyebar karena barang-barang yang ada dalam gudang lebih banyak terbuat dari plastik. Itu sekitar 85 persen isinya barang yang berbahan plastik," ucap dia.

Hal itu dikuatkan dari keterangan pemilik barang perabotan dapur tersebut, Bagus Sulistyo. Dia mengakui barang miliknya yang berada dalam gudang tersebut sebagian besar berbahan plastik.

"Iya, isinya perabotan dapur yang banyak berbahan plastik. Dugaan sementara kami, kebakaran terjadi karena korsleting listrik," ujar Bagus.

Dia mengatakan, orang yang mendiami gudang tersebut adalah keponakannya. Dari saksi tersebut, Bagus menyampaikan api kali pertama muncul pada bagian belakang bangunan.

"Jadi, keponakan itu melihat ada api muncul dari bagian belakang. Setelah tahu, dia bangun dan keluar mengabarkan ke warga sekitar," ucapnya.

Bagus turut menyampaikan gudang ini sebelumnya merupakan indekos dengan jumlah 18 kamar. konstruksi bangunan kamar tersebut berderetan dan saling terhubung.

"Kami menduga itu, karena listrik dari satu kamar ke kamar lain tersambung, makanya terjadi korsleting bersamaan sehingga api cepat menyebar," tuturnya.

Untuk kerugian, Bagus mengaku belum menghitung secara lengkap. Namun, dia memperkirakan nilai barang yang habis terbakar tersebut mencapai Rp1 miliar lebih.