KKB yang Sandera 4 Pekerja BTS Berbeda dengan Kasus Pilot Susi Air
JAKARTA - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali berulah dengan menyandera empat pekerja proyek Tower BTS Telkomsel. Namun, para pelaku diduga berbeda dengan kelompok Egianus Kogoya yang menahan pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens.
Dugaan itu karena Egianus Kagoya kerap berulah di wilayah Kabupaten Nduga, Yahukimo, Lany Jaya dan Puncak.
"Masih dalam penyelidikan, lokasinya berbeda dengan wilayah EK (Egianus Kogoya)," ujar Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz Kombes Donny Charles Go kepada VOI, Sabtu, 13 Mei.
Proses identifikasi para pelaku penyanderaan itupun sudah dilakukan. Namun, Satgas Ops Damai Cartenz belum bisa mengetahui identitas mereka.
Tapi, dari keterangan dua korban yang telah dibebaskan, ciri-ciri pelaku sudah diketahui.
"Hanya ciri ciri pelaku, tapi mereka tidak mengenalinya," kata Donny.
Adapun, KKB menyandera empat pekerja pembangunan tower BTS di wilayah Distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan, Jumat, 12. Kelompok sparatis itu minta uang tebusan Rp500 juta.
Baca juga:
Keempat karyawan yang disandera, yaitu Asmar dan Fery karyawan PT Inti Bangun Sejahtera (IBS), keduanya dilaporkan mengalami luka-luka, kemudian Peas Kulka (staf Distrik Okbab) dan Senus Lepitalem Distrik Borme.
Aksi penyanderaan itu bermula saat enam pekerja BTS didampingi Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pegunungan Bintang Alverus Sanuari, berangkat dari Oksibil menuju Distrik Okbab menggunakan pesawat Elang Air.
Setibanya di Lapangan Terbang Okbab, tiba-tiba didatangi anggota KKB yang membawa senjata tajam dan melakukan kekerasan terhadap tiga orang pekerja.
Dua orang yang terluka adalah Alverus Sanuari dan Benyamin Sembiring. Mereka dibebaskan bersama Kadis Infokom, kemudian kembali ke Oksibil untuk mendapatkan perawatan medis di rumah sakit atas luka yang mereka alami.