Pilpres 2024: Menerka Calon Wakil Presiden Pilihan Prabowo Subianto

Dalam menghadapi Pilpres 2024, spekulasi mengenai calon presiden dan calon wakil presiden yang akan maju semakin banyak. Saat ini, terdapat tiga nama yang sering disebut sebagai calon presiden, yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Prabowo Subianto, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Ketua Umum Partai Gerindra, sebelumnya mencalonkan diri sebagai calon presiden pada Pilpres 2014 dan 2019.

Jika nama capres sudah resmi diumumkan, sampai saat ini, setidaknya hingga tulisan ini dipublikasikan, belum ada kepastian mengenai siapa yang akan menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo atau calon presiden lainnya. Banyak nama yang disebut sebagai calon wakil presiden yang potensial untuk berpasangan dengan ketiga kandidat tersebut.

Untuk Prabowo Subianto, salah satu nama yang sering disebut adalah Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB, yang bersama Gerindra membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Selain itu, Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar, juga dianggap sebagai sosok yang potensial untuk menjadi pendamping Prabowo.

Survei terbaru yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada bulan April dan Mei 2023 menunjukkan bahwa pasangan Prabowo-Airlangga memiliki potensi yang kuat dalam Pilpres 2024. Mereka unggul dalam simulasi Pilpres 2 putaran, baik di putaran pertama maupun kedua, dengan perolehan suara yang signifikan.

Namun, meskipun pasangan Prabowo dan Airlangga Hartarto dianggap potensial, masih ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan. Pertama, terdapat calon wakil presiden lain yang juga potensial untuk dipilih sebagai pasangan Prabowo. Kedua, beberapa partai politik belum secara resmi menentukan dukungan mereka kepada pasangan Prabowo-Airlangga, termasuk Partai Golkar yang dipimpin oleh Airlangga Hartarto sendiri. Walaupun ada bisik-bisik, sejumlah tokoh di kalangan internal Golkar memang menginginkan ketua umumnya menjadi wapres mendampingi Prabowo sebagai capres.

Prabowo dan Airlangga terus melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh politik lainnya untuk mencari dukungan dan membicarakan strategi dalam Pilpres 2024. Diketahui Prabowo belakangan rajin ketemu berbagai tokoh. Begitu juga Airlangga. Ketua Umum Golkar ini juga kerap bertemu sejumlah pihak, termasuk petinggi parpol. Ia diketahui melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, yang juga dianggap sebagai calon potensial.

Dalam memilih calon wakil presiden, Prabowo harus mempertimbangkan bukan hanya elektabilitas, tetapi juga integritas, kemampuan, dan dukungan partai politik. Keputusan akhir mengenai calon wakil presiden masih melalui proses yang panjang dan kompleks, termasuk dalam menjalin koalisi dengan partai politik lain.

Seandainya pasangan Prabowo - Airlangga terwujud dan misalnya punya elektabilitas serta mendapatkan dukungan dari sejumlah partai politik, seperti Gerindra, Golkar, dan PKB, jika Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum PKB legowo, keberhasilan mereka dalam Pilpres 2024 tidak hanya bergantung pada faktor tersebut. Mereka perlu memiliki strategi yang matang dan mampu mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk memilih mereka sebagai pemimpin negara yang baru.

Juga mesti diingat, selain Muhaimin Iskandar dan Airlangga Hartarto, masih ada beberapa nama lain yang sering disebut-sebut sebagai calon wakil presiden potensial yang bisa mendampingi Prabowo Subianto. Salah satunya adalah Mahfud MD, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi yang saat ini menjabat sebagai Menkopolhukam. Mahfud MD dianggap sebagai tokoh yang memiliki integritas yang baik dan kemampuan dalam mengambil keputusan strategis.

Selain itu, Gatot Nurmantyo, mantan Panglima TNI, juga sering disebut sebagai calon wakil presiden yang potensial. Ia dianggap sebagai tokoh yang memiliki keberanian dalam mengambil keputusan dan mampu menghadapi berbagai tantangan. Sementara itu, Muhaimin Iskandar, yang merupakan ketua Umum PKB, dipandang memiliki potensi untuk meraup suara dari kalangan NU dan Islam. Atau juga Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang dianggap bisa mendulang suara dari Jawa Timur.

Namun, keputusan akhir mengenai calon wakil presiden Prabowo Subianto masih harus melalui proses yang panjang dan kompleks. Prabowo perlu mempertimbangkan kepentingan dan dukungan dari berbagai pihak yang terlibat, termasuk partai politik yang menjadi mitra koalisinya.

Dalam menjalin koalisi politik, Prabowo dan timnya harus menjaga keseimbangan antara memperoleh dukungan yang cukup untuk meraih kemenangan, sambil mempertimbangkan pemilihan calon wakil presiden yang memiliki kekuatan dan kemampuan untuk melengkapi dirinya sebagai calon presiden.

Pada akhirnya, siapa pun yang dipilih sebagai calon wakil presiden Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024, keberhasilan mereka bergantung pada kerja keras, dukungan masyarakat, dan strategi yang matang. Proses politik yang panjang dan kompleks akan terus berlangsung hingga keputusan akhir diambil. Masyarakat Indonesia harus menunggu dan melihat perkembangan politik yang lebih lanjut untuk mengetahui siapa yang akan menjadi pasangan Prabowo dalam pertarungan Pilpres 2024. Masih sangat dinamis dan penuh kejutan. Jadi siapa wapres yang mendampingi Prabowo?