IBM Akan Ganti 7.800 Pekerjaan dengan AI dan Tunda Perekrutan Karyawan di Back-Office
JAKARTA - International Business Machines Corp (IBM) memperkirakan akan menghentikan perekrutan karyawan karena sekitar 7.800 pekerjaan dapat digantikan oleh kecerdasan buatan (AI) dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini diungkapkan CEO IBM, Arvind Krishna, kepada Bloomberg News pada Senin, 1 Mei.
"Perekrutan khususnya dalam fungsi back-office seperti sumber daya manusia akan dihentikan atau diperlambat," kata Krishna. Ia menambahkan bahwa 30% dari peran yang tidak berhubungan dengan pelanggan dapat digantikan oleh AI dan otomatisasi dalam lima tahun.
Komentarnya datang pada saat AI telah menarik imajinasi orang di seluruh dunia setelah diluncurkannya chatbot viral ChatGPT dari OpenAI yang didukung oleh Microsoft Corp pada November tahun lalu.
Pengurangan itu dapat mencakup tidak menggantikan peran yang ditinggalkan oleh pengurangan karyawan, kata perusahaan tersebut kepada publikasi tersebut.
Baca juga:
- Kekhawatiran Publik Jepang atas Chatbot AI Mendorong Permintaan Regulasi yang Lebih Ketat
- Nigeria Siapkan Regulasi Baru untuk Platform Aset Digital, Bitcoin dan Ether Tidak Termasuk
- 5 Aplikasi Penting di Windows 11 untuk Membantu Kinerja Content Creator
- 8 Aplikasi Penulisan Terbaik di App Store untuk Meningkatkan Produktivitas Anda
Kemajuan teknologi AI telah memungkinkan mesin untuk memproses dan menganalisis data dengan kecepatan dan akurasi yang lebih tinggi dari manusia. Dalam beberapa kasus, AI dapat menggantikan pekerjaan manusia yang memerlukan tugas-tugas rutin atau berulang secara efisien dan lebih cepat daripada manusia.
Selain itu, penggunaan AI juga dapat mengurangi biaya operasional perusahaan, karena perangkat lunak dan mesin cenderung lebih murah dalam jangka panjang daripada gaji dan tunjangan yang harus dibayarkan kepada karyawan manusia.
Namun, meskipun AI dapat menggantikan beberapa pekerjaan manusia, teknologi ini tidak sepenuhnya menggantikan kemampuan manusia yang lebih kompleks, seperti kreativitas, penalaran abstrak, dan keterampilan interpersonal. Oleh karena itu, di masa depan, pekerja manusia kemungkinan masih dibutuhkan untuk tugas-tugas yang memerlukan kemampuan manusia yang lebih kompleks tersebut.