Mengenal Kawasan Megamas Manado yang Sempat Dihantam Gelombang Besar dan Kini Berantakan
JAKARTA - Kawasan Megamas Manado, Sulawesi Utara, dipenuhi sampah dan perahu setelah ombak besar menghantam pusat bisnis tersebut pada Minggu, 17 Januari. Tak hanya sampah, beberapa bebatuan dan kayu juga terdampar di beberapa titik.
Hingga hari ini, Senin, 18 Januari, kondisinya masih berantakan dan belum tertangani dengan baik. Tidak hanya di kawasan Megamas, air juga masuk ke Manado Town Square (Mantos).
"Ombak besar menerjang kedua kawasan itu, menyebabkan air laut masuk membanjiri kawasan tersebut, bahkan sudah sampai ke Jalan Raya Piere Tenden Boulevard," kata Wali Kota Manado, Vicky Lumentut, dilansir VOI dari Antara, Senin 18 Januari.
Vicky Lumentut juga mengimbau agar masyarakat sekitar waspada dan meminta mereka untuk menghindar dari area bahaya yang mampu mengancam keselamatan.
Sebagai informasi, kawasan Megamas Manado selama ini jadi salah satu kawasan wisata bagi masyarakat Manado. Pasalnya di kawasan bisnis dan wisata itu, masyarakat bisa berekreasi dengan berbagai tempat hiburan lengkap dengan fasilitas wisata, termasuk wisata kuliner.
Dilansir VOI dari ejournal.unsrat.ac.id, kawasan Megamas diketahui sebagai kawasan reklamasi pantai yang luasnya mencapai 37 hektar. Proyek reklamasi di wilayah itu awalnya dimaksudkan untuk menahan tingkat abrasi di pesisir pantai Manado yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Baca juga:
Atas alasan tersebut, beberapa investor mulai melirik proyek itu dengan cita-cita ekonomi dengan membangun pusat pertokoan, rumah makan, tempat hiburan, serta gedung perbelanjaan.
Dalam pembangunannya, PT Megasurya Nusalestari dipilih sebagai pengembang dan mulai membangun pada tahun 1996. Proyek sempat terhenti pada tahun 1998 lantaran Krisis Moneter yang pernah terjadi di masa itu.
Proyek pembangunan kembali berjalan pada tahun 1999. Kawasan Megamas terus dikembangkan hingga menjadi kawasan bisnis dan wisata terpadu lengkap dengan berbagai fasilitas penunjang.